INDOSPORT.COM - Mengintip dan membandingkan program pelatihan sepak bola usia muda di negara-negara kawasan ASEAN, apakah lebih baik dari Garuda Select milik Indonesia?
Sepak bola di kawasan ASEAN belakangan memang tengah berkembang cukup pesat. Hal tersebut setidaknya bisa terlihat dalam babak kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia.
Hingga matchday keempat pada Oktober 2019 ini, sejumlah negara ASEAN berhasil membuat kejutan dengan menahan imbang sampai meraih kemenangan saat melawan tim-tim asal Timur Tengah yang notabene jauh lebih kuat.
Penampilan paling menjanjikan adalah Timnas Thailand, peraih gelar Piala AFF terbanyak sepanjang sejarah tersebut belum pernah menelan satu kekalahan pun dalam tiga pertandingan dan kini memuncaki klasemen Grup G.
Bahkan pada pertandingan teranyarnya, skuat arahan Akira Nishino tersebut berhasil mengalahkan UEA dengan skor tipis 2-1 saat tampil di Thammasat Stadium.
UEA sendiri bukanlah tim lemah untuk level Asia, bahkan pada tahun 2015 dan 2019 lalu mereka berhasil mencapai babak semifinal Piala Asia dua kali secara beruntun.
Ranking Thailand dan UEA juga terpaut sangat jauh, di mana skuat berjuluk The War Elephants ini cuma bertengger di peringkat 114, sementara UEA hampir dua kali lipatnya dengan duduk di urutan ke-66 FIFA.
Dengan catatan tersebut, Thailand berpeluang besar lolos ke babak kedua kualifikasi Piala Dunia 2022 bahkan mungkin menjadi negara ASEAN pertama yang mampu tampil ke penyisihan Grup Piala Dunia 2022 di Qatar nanti.
Thailand Goes to World Cup 2026
Sejatinya Thailand telah sejak lama merencanakan program untuk lolos ke Piala Dunia. Melansir dari laman berita olahraga ESPN pada 2016 lalu, federasi sepak bola Thailand (FAT) telah membuat liga usia muda dan berjenjang di Thailand.
Disebutkan jika Thailand tengah menggahas program 'National Youth Leagues' atau liga usia muda yang dimulai dari U-13, U-15, U-17 dan U-19. Tujuannya pun jelas, yakni menciptakan pemain muda berkualitas demi menggapai mimpi ke Piala Dunia.
Wakil CEO Liga Premier Thailand, Benjamin Tan menyebut jika Thailand mempunyai visi hingga tahun 2026 mendatang di mana Timnas Thailand ingin menjadi tim teratas Asia dan berharap bisa lolos ke babak Penyisihan Grup Piala Dunia.
"Dengan proyek nasional yang penting ini, kami ingin menciptakan kegembiraan dan suasana sepak bola yang bersemangat di negara ini (Thailand)," Ucap Benjamin Tan.
"Akan ada banyak anak-anak muda bermain secara reguler yang berarti kita akan memiliki banyak talenta, tim secara teknis akan memiliki lebih banyak pemain untuk dipilih dan dipantau demi masa depan Timnas," tambahnya.
Pelatihan pemain muda dengan mengedepankan kompetisi secara rutin dan teratur tiap musim, memang terbukti mampu menghasilkan Timnas yang kompeten. Bahkan pentingnya kompetisi usia muda selalu digaungkan oleh para pengamat sepak bola Tanah Air.
Salah satunya Justinus Lhaksana. Pengamat yang juga menjabat sebagai Direktur Teknik Timnas Futsal Indonesia itu menyebut jika Timnas yang baik berasal dari pembinaan serta liga yang berjalan baik.
"Timnas itu produk dari liga, liga itu diambil dari pembinaan. Kalau pembinaan benar dan Liga benar, Timnasnya pun bisa bener. Jadi gak harus keluar negeri," ucapnya.
Pendapat yang juga sejalan dengan Timo Scheunemann. Mantan pelatih Persema yang kini mendampingi para bakat muda dalam program Garuda Select di Inggris juga mengharapkan adanya kompetisi untuk usia muda di Indonesia.
"Kalau saran saya untuk pembinaan yang menyeluruh dan efektif pendidikan pelatih diperbaiki lagi, kompetisi liga seperti Liga Kompas di semua kota harus ada dan lapangan harus tersedia dan bagus di setiap kecamatan," ucap Timo.
"Kemudian akademi tim di Liga 1 diperbaiki lagi dengan hire pro scout (merekrut talent scout profesional), tim juga tidak boleh dibubarkan setelah kompetisi demi menjaga skill para pemain, selain itu kompetisi Pro Elite harus mengikutkan PPLP yang memenuhi syarat supaya tidak jalan sendiri-sendiri," tambahnya.
Singapura Ciptakan Guardiola Asia
Jika Thailand dan Indonesia memfokuskan diri untuk membentuk Timnas lewat para pemain muda mereka, langkah yang cukup berbeda justru dilakukan oleh federasi sepak bola Singapura.
Football Association of Singapore (FAS) lebih memfokuskan untuk menciptakan juru latih berkelas sehingga para pelatih tersebut bisa melahirkan pemain-pemain yang paham akan teknik serta visi bermain bola dengan benar.
Salah satu pelatih top asal Singapura yakni Aidil Sharin, menyebut jika Singapura saat ini tengah membangun bakat pemain muda mereka lewat pengetahuan para pelatih dan berharap para pemain tersebut bisa paham bermain bola dengan benar saat mencapai level profesional.
“Latihan pemain muda di Singapore yang penting Coaches (pelatih). Coaches harus banyak knowledge dan experience sehingga pemain akan ikut tactical dan disiplinnya," ucap Aidil kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT.
"Sekarang pelatih Singapura sudah banyak main di luar negeri, mungkin sekitar 8 pelatih. Di Eropa, pelatih youth amat penting sekali karena ibarat buat rumah, kalau dasarnya tidak stabil dan kuat bisa hancur semua sampai di atas," tambah pelatih yang sukses membawa Kedah FA menjuarai Malaysia FA Cup tahun 2019 tersebut.
Berdasarkan penjelasan serta perbandingan berbagai bentuk latihan pemain muda yang ada di kawasan ASEAN tadi, Garuda Select mungkin sedikit lebih unggul lantaran mereka ditempa dengan pelatih kualitas Eropa dan langsung berhadapan dengan para pemain-pemain dari akademi di Inggris.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom