INDOSPORT.COM - Bagaimana jika Luis Milla dan Seto Nurdiyantoro berkolaborasi melatih Timnas Indonesia? Membayangkannya saja sudah terasa luar biasa.
Luis Milla kembali digadang-gadang menjadi pelatih Timnas Indonesia menggantikan Simon McMenemy. Hal itu tidak lepas dari buruknya performa skuat Garuda di Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Mulai dari Kemenpora sampai Dubes RI untuk Spanyol, Hermono, bahkan telah memberi sinyal Luis Milla siap kembali melatih timnas Indonesia.
"Saya sudah bertemu Luis (Milla) di wisma. Dia sebetulnya senang di Indonesia dan kesan pertama yang saya tangkap adalah uang bukan lagi prioritas utama," tulis Hermono dalam pesan singkatnya kepada Sesmenpora, Gatot S. Dewa Broto.
Penunjukkan kembali Luis Milla memang sedikit menuai pro dan kontra. Pelatih asal Spanyol itu dinilai bukan solusi dari buruknya prestasi timnas di level senior.
Timnas Indonesia sebenarnya masih menyisakan empat laga tersisa di Kualifikasi Piala Dunia 2022 meskipun peluang untuk mentas di Piala Dunia hampir pasti tertutup.
Akan tetapi, skuat Merah Putih masih bisa mengejar target ke Piala Asia 2023 walau melalui jalur playoff dengan menduduki peringkat tiga klasemen Grup G.
Belakangan ini, hadir opsi lain selain Luis Milla untuk melatih Timnas Indonesia. Sosok yang disebut layak dan mengerti kapasitas pemain Indonesia adalah Seto Nurdiyantoro.
Pelatih yang baru mengantongi lisensi AFC Pro itu sukses membawa PSS Sleman bertengger di papan atas Liga 1 2019 meski berstatus tim promosi.
Saat ditanyai perihal jabatan pelatih timnas senior, Seto masih malu-malu. Ia merupakan sosok yang senang berproses dan lebih memilih untuk meniti karier dari bawah.
"Sebagian besar pelatih, termasuk saya, pasti ingin menjadi pelatih Timnas, namun semuanya pasti butuh proses dan saya menikmati proses itu," kata Seto kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT, Rabu (16/10/19).
"Kalau misalkan kapan nanti saya dapat kesempatan ya inginnya jadi asisten pelatih dulu. Saya ingin belajar pelan-pelan dan bertahap."
Artinya, Seto tidak menolak tawaran melatih Timnas senior jika federasi menghendakinya sebagai juru taktik. Jika memang ia ingin mencoba sebagai asisten terlebih dahulu, mengapa tidak menduetkan Luis Milla dan Seto di timnas Indonesia?
Luis Milla sebagai pelatih, Seto sebagai asistennya. Bisa jadi, menjabat asisten pelatih timnas akan membuka pintu baru bagi Seto untuk berkarier lebih jauh, seperti halnya Bima Sakti.
Bima Sakti juga dulunya menjabat sebagai asisten Luis Milla di SEA Games dan Asian Games. Toh, karena dianggap sudah tahu karakter melatih Luis Milla, Bima Sakti ditunjuk sebagai pelatih Timnas senior dan kini melatih Timnas Indonesia U-16.
Untuk mengejar target Piala Asia 2023 atau Piala AFF 2020, duet Luis Milla dan Seto barang kali bisa dicoba mulai dari sekarang. Waktu setahun tentu sangat cukup bagi keduanya untuk membangun tim.
Dari segi taktik, keduanya sama-sama mengusung gaya permainan 4-3-3 dan 4-2-3-1, bermain dengan target man, satu gelandang di belakang striker, dan dua gelandang sayap cepat.
Sama-sama tahu kapasitas pemain Indonesia dan menganut Filanesia, duet Luis Milla dan Seto Nurdiyantoro mungkin bisa menjadi pertimbangan.
Di sisi lain, pergantian struktur pelatih juga perlu diimbangi perbaikan kompetisi, mulai dari jadwal Liga 1 dan kualitas perangkat pertandingan karena keduanya turut menentukan kualitas timnas Indonesia.
Membayangkan duet Luis Milla dan Seto Nurdiyantoro di Timnas Indonesia memang luar biasa. Oleh karena itu, pejabat dan ketua umum PSSI baru nantinya harus punya integritas untuk memajukan sepak bola Indonesia.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom