INDOSPORT.COM - Mantan pemain Paris Saint-Germain, Dani Alves, mengaku tak pernah menyukai Paris dan tak menikmati hidupnya kala berseragam Les Parisiens selama dua musim, karena tingginya rasisme di kota tersebut.
Melansir dari Get Football News France, pemain yang kini membela tim Brasil, Sao Paulo, tersebut mengaku kehidupannya di Paris bak neraka karena tingkat stres di kota yang identik dengan menara Eiffel tersebut sangat tinggi.
"Paris adalah kota dengan tingka stres yang tinggi. Saya tak menyukainya. Jika Anda pergi ke Paris selama seminggu, itu akan menjadi petualangan seumur hidup," ujar Dani Alves.
Lebih lanjut, Dani Alves menyebut Paris sebagai kota yang banyak dihuni oleh orang-orang rasis. Hal itu diakuinya membuat dirinya lelah meski para warga kota tersebut tak melakukan apa pun kepadanya, karena statusnya sebagai bintang PSG kala itu.
-"Di sana (Paris) sangat melelahkan. Sedikit mengingatkan saya dengan Sao Paulo, tapi mereka sangat rasis. Mereka tidak melakukan apa pun kepada saya, tapi saya pernah melihat mereka melakukan itu (tindakan rasisme) ketika saya bersama teman," lanjutnya.
Dani Alves pun memutuskan untuk pergi dari Paris dan kembali ke kampung halamannya di Brasil serta bermain bagi Sao Paulo. Hal tersebut ia putuskan usai membawa Negeri Samba menjuarai Copa America 2019.
-Selama dua musim membela PSG, Dani Alves telah bermain sebanyak 73 laga dengan mencetak 8 gol dan 18 assist, serta merengkuh satu gelar prestisius Ligue 1 Prancis.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom