In-depth

Masalah Manchester United Sudah Kronis Sejak Sebelum Liga Dimulai

Senin, 7 Oktober 2019 16:35 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Alex Livesey/GettyImages
Ekspresi para pemain Manchester United saat adu penalti melawan Rochdale. Copyright: © Alex Livesey/GettyImages
Ekspresi para pemain Manchester United saat adu penalti melawan Rochdale.

INDOSPORT.COM - Sejumlah permasalah pelik sudah menaungi Manchester United sejak sebelum musim 2019-2020 dimulai yang berimbas pada performa klub saat ini. 

Awan gelap tengah menaungi klub Manchester United. Raksasa Inggris itu tengah dalam salah satu titik terendah dalam sejarah klub. 

Kekalahan 1-0 atas Newcastle United pada Minggu (06/10/19) memperpanjang rekor tak pernah menang mereka di 8 laga tandang beruntun Liga Inggris sekaligus menenggelamkan klub di posisi 12 klasemen. 

Dari 8 laga, Man United cuma meraih 9 poin hasil 2 kali menang, 3 seri, dan 3 kalah. Ini adalah raihan poin terendah mereka dari 8 pertandingan awal liga sejak musim 1989-1990. 

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Kejatuhan Manchester United pun dinilai sudah keterlaluan bagi para fans dan publik sepak bola. Tekanan berat mengarah pada Ole Gunnar Solskjaer sebagai pelatih. 

Manchester United yang dijanjikan Ole finis di peringkat empat besar, kini harus berjuang untuk sekedar bergabung ke jajaran The Big Six. 

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Sudah jelas ada masalah besar di tubuh Manchester United saat ini. Bahkan, masalah itu sudah pelik sejak sebelum liga dimulai. Tak percaya?

Terlalu Pede Melepas Romelu Lukaku

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Masalah besar Manchester United sudah muncul sejak klub memutuskan melepas Romelu Lukaku ke Inter Milan. Keputusan Man United melepas Lukaku menjadi masalah lantaran klub tak langsung mencari penggantinya. 

Manajemen terlalu percaya diri dengan skuat yang dimiliki. Mereka seakan lupa bahwa Romelu Lukaku adalah top skor kedua klub setelah Pogba. 

Pada musim 2018/19, Lukaku mencetak 12 gol untuk Setan Merah. Jumlah ini terpaut satu saja dari Pogba yang mencetak 13 gol. 

Jelas saja terjadi penurunan cukup signifikan pada ketajaman lini serang Manchester United dengan perginya Lukaku. 

Pada pekan ke-8 musim 2018/19 lalu, Setan Merah sudah mencetak 13 gol. Sebanyak empat dari 13 gol itu berasal dari Romelu Lukaku. 

Kualitas Jesse Lingard dan Rashford yang Dipertanyakan

Jesse Lingard dan Marcus Rashford adalah pemain muda berbakat di Inggris. Namun, kualitasnya di tim Manchester United kini dipertanyakan. 

Berdasarkan statistik Transfermarkt, sepanjang tahun 2019 Lingard belum sekali pun mencetak gol di kompetisi liga. Catatan terbaiknya adalah membuat satu assist.

Terakhir kali pemain Timnas Inggris ini membuat gol adalah saat menang 5-1 atas Cardiff, 22 Desember 2018 silam. 

Tak heran banyak fans mengritik penampilan Lingard. Di Liga Primer musim ini pun ia tampil enam kali tanpa mencetak gol atau pun assist

Setali tiga uang dengan Lingard, penurunan performa juga terjadi pada Rashford. Tak ada yang meragukan bakat besar Rashford. 

Salah satu hal yang buat Solskjaer pede melepas Lukaku adalah keberadaan Rashford. Pemain 21 tahun ini bisa dimainkan sebagai pemain depan dan sejumlah posisi lainnya. 

Namun, kenyataannya berbeda musim ini. Ketika jadi penyerang utama, Rashford tampil tumpul. Semenjak Solskjaer ambil alih pada Desember 2018, ia baru membuat sembilan gol di Liga Inggris. 

Bukan soal kurangnya peluang, karena faktanya ia mengenai 82 tembakan tepat sasaran. Hanya Mohamed Salah yang melebihi jumlah tembakan itu. Namun bedanya, Salah mencetak 15 gol dalam rentang yang sama. 

Rashford memiliki 20 peluang emas sejak Solskjaer memegang Manchester United. Namun, hanya enam gol yang mampu dicetaknya. 

Konversi gol dari peluang emas milik Rashford hanya sebesar 30 persen, kalah dari Salah (50 persen) atau Vardy (54,17 persen). Itu artinya Man United tetap membutuhkan sosok striker murni seperti Lukaku. 

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom