INDOSPORT. COM - Oktovianus Maniani namanya belakangan kembali mencuri perhatian jagat sepak bola Indonesia. Namun kali ini, Okto mencuat bukan karena prestasi gemilangnya.
Nama Okto masuk ke dalam jajaran pemain yang terkena sanksi dari Komite Disiplin (Komdis) PSSI per 18 dan 20 September 2019. Okto dihukum akibat tindakan tak terpujinya kepada wasit.
Kala membela Persewar Waropen dalam laga kontra Mitra Kukar 6 September 2019 lalu, Okto melakukan protes keras hingga menusuk perut wasit dengan gagang bendera. Okto pun dijatuhi hukuman oleh Komdis PSSI berupa larangan bermain selama enam bulan.
Hukuman Komdis PSSI tersebut jelas begitu mencoreng perjalanan karier sepak bola Okto. Apalagi, Okto sebelumnya punya reputasi mentereng sebagai eks Timnas Indonesia.
Jauh sebelum terlibat aksi indisipliner seperti sekarang, Okto merupakan pemain yang kerap kali membela Timnas Indonesia di kancah internasional. Bahkan, kecepatannya dalam menyusuri sisi sayap kiri, hampir saja membawa Skuat Garuda juara Piala AFF 2010.
INDOSPORT lantas coba membuat rangkuman untuk mengenang masa kejayaan Okto di masa lampau. Berikut ulasan terkait kehebatan Oktovianus Maniani, eks Timnas Indonesia yang dihukum PSSI akibat tusuk wasit.
Piala AFF 2010
Menatap Piala AFF 2010, pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl, tiba-tiba mencantumkan nama Okto ke dalam skuat utama. Cukup mengejutkan, sebab kala itu Okto masih berusia 20 tahun.
Makin membuat heboh, Okto dipercaya untuk mengenakan nomor punggung spesial, yakni 10. Publik pun penasaran, seberapa hebatnya memang talenta yang dimiliki Okto?
Jawabannya langsung diberikan Okto saat Timnas Indonesia melakoni laga pertama fase grup kontra Malaysia, 1 Desember 2010. Bermain di Stadion Gelora Bung Karno, peran Okto yang mengisi sisi sayap kiri berperan besar atas kemenangan 5-1 yang diraih Timnas Indonesia atas Malaysia.
Okto juga menciptakan sebuah assist dalam laga tersebut. Menit ke-90+4, Okto melepaskan umpan menyilang indah yang memudahkan rekannya, Irfan Bachdim untuk mencetak gol.
Kegemilangan Okto kembali berlanjut di laga kedua fase grup. Jumpa Laos, peran Okto membawa Timnas Indonesia menang besar 6-0.
Okto bahkan turut masuk di dalam daftar pencetak gol. Menit ke-82, Okto yang mampu menerobos pertahanan lawan, sukses menceploskan bola ke gawang Laos, sekaligus menjadi penutup pesta gol Timnas Indonesia.
Nama Okto terus diandalkan mengisi sisi sayap kiri hingga Timnas Indonesia lolos ke partai final. Sayangnya, peran gemilang Okto tak cukup membawa Timnas Indonesia juara.
Pada laga final, Timnas Indonesia kalah agregat 4-2 dari sang lawan, Malaysia. Walau gagal juara, Okto telah berhasil menunjukkan kapabilitas dirinya sebagai salah satu pemain sayap terbaik di Indonesia.
SEA Games 2011
Okto kembali melanjutkan sinarnya pada tahun 2011. Membela Timnas Indonesia di ajang SEA Games, penampilan gemilang Okto memudahkan tugas duet penyerang, Patrich Wanggai dan Titus Bonai, dalam mencetak banyak gol.
Sokongan Okto dari lini kedua, membuat Wanggai dan Titus Bonai total membukukan sembilan gol. Timnas Indonesia pun lagai-lagi sukses dibawa Okto untuk melenggang hingga partai final.
Sayangnya, nasib serupa harus dialami Okto seperti setahun sebelumnya. Jumpa Malaysia di laga puncak, Timnas Indonesia menyerah 4-3 lewat drama adu penalti.
Dua ajang beruntun yang diikuti Okto dari tahun 2010 hingga 2011, selalu membuat Timnas Indonesia lolos ke partai puncak. Sayangnya, Okto tak mampu mempertahankan sinarnya tersebut.
Ia terlalu sering pindah-pindah klub dan gagal menunjukkan kemampuan terbaiknya. Setidaknya ada lima klub yang sudah pernah dibelanya pasca kegemilangan 2010-2011, yakni Persiram Raja Ampat, Persiter Ternate, Barito Putera, Perserang Serang, dan teranyar, Persewar Waropen.
Karier yang menukik tajam mau tidak mau harus diterima Okto. Dahulu Okto dipuja dan diandalkan Timnas Indonesia, kini malah terhukum larangan bermain enam bulan akibat tusuk wasit.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom