Kisah Pahit Djanur di Persebaya dan PSMS, Semoga Tak Terulang di Barito Putera
Djanur ditunjuk sebagai pelatih PSMS Medan saat tim sudah menempuh babak 16 besar Liga 2 2017. Sesuai harapan, pelatih asal Majalengka itu pun membawa PSMS meraih gelar runner-up dan kembali promosi ke Liga 1 2018.
Bersama Djanur, PSMS Medan pun menunjukkan penampilan yang tak konsisten di paruh pertama Liga 1 2018. Bahkan selama dirinya melatih, tim berjuluk Ayam Kinantan itu tak mampu menang di laga tandang sekali pun.
Karena PSMS Medan yang terus berjibaku di zona degradasi saat paruh pertama Liga 1 2018 selesai, manajemen pun memecat pelatih yang pernah menjuarai Indonesia Super League bersama Persib Bandung itu.
Saat dipecat oleh manajemen, Djanur hanya mampu membawa timnya mengantongi 15 poin dalam 15 pertandingan. Catatannya lima kemenangan dan sisanya berakhir dengan kekalahan.
Menariknya, sebelum resmi dipecat, Djanur mengaku dirinya sudah merasakan bakal didepak dan menuding manajemen telah membuat skenario untuk mencopotnya dari kursi pelatih PSMS.
"Sudah bisa dilihat situasi terakhir, mereka sudah membuat skenario seperti ini. Mulai dari memasukkan Suharto tanpa koordinasi dengan saya, lalu memecat dua asisten saya yang juga tanpa berbicara kepada saya," bongkar Djanur kepada awak media pada pertengahan Juli 2018 tak lama setelah dirinya resmi dipecat.
Dengan pengakuan Djanur, tentu apa yang dialaminya lebih buruk dari sekadar pemecatan oleh PSMS. Klub kebanggaan kota Medan itu seperti menggoreskan luka dalam di hati Djanur, yang menurut pengakuannya, dia tak dianggap sama sekali sebagai pelatih kepala.
Semoga Tak Terulang di Barito Putera
Setelah memiliki kisah pahit bersama PSMS Medan, yang diantarkan promosi ke Liga 1 2018 dan juga Persebaya Surabaya yang sebenarnya tidak begitu jelek musim 2019 ini, Djanur sekarang akan memulai petulangan barunya.
Bersama Barito Putera, tim kebanggaan masyarakat Banjarmasin yang memang merindukan sosok pelatih hebat usai Jacksen F. Tiago mengundurkan diri karena serangkaian hasil negatif di awal musim.
Penampilan tim berjuluk Laskar Antasari itu bersama Yunan Helmi yang menjabat sebagai pelatih kepala sebelum Djanur datang, juga tak begitu bagus. Mereka baru mencatat dua kemenangan hingga pekan ke-15 Liga 1 2019.
Barito Putera di Liga 1 2019 kini juga tak jauh berbeda posisinya dengan Persebaya di Liga 1 2018 saat Djanur datang. Barito kini duduk di peringkat ke-14 klasemen sementara Liga 1 2019 dengan hanya 12 poin.
Dengan skuat yang sebenarnya berisikan para pemain berkualitas, seperti Evan Dimas, Bayu Pradana, Gavin Kwan Adsit hingga striker asing asal Brasil, Rafael Silva, Barito punya cukup modal untuk bersinar bersama Djadjang Nurdjaman.
Semoga saja kisah pahit Djanur bersama PSMS dan Persebaya, tidak terulang saat dia melatih Barito Putera. Menarik untuk dinantikan, perjalanan Djanur bersama Barito Putera di paruh kedua Liga 1 2019.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom