INDOSPORT.COM - Layaknya kisah sukses pemain-pemain ternama yang harus berangkat dari masa lalu yang sulit, rekrutan anyar Arsenal, Nicolas Pepe, pun juga mengalami hal serupa yang membuatnya mampu mewujudkan mimpinya menjadi pesepakbola.
Dalam wawancaranya yang dikutip dari Marca, Pepe bercerita bagaimana perjuangannya bersama keluarganya untuk terus bertahan hidup kala harus mengungsi dari Pantai Gading ke Prancis pada dekade '90 an.
"Keluargaku pindah dari Pantai Gading ke Prancis pada tahun 1995 dan orang tuaku kerap bercerita kepadaku bagaimana sulitnya masa-masa itu, terutama saat kami (ia dan saudaranya) disekolah. Mereka mengatakan kami memiliki segalanya dan nyatanya kami tidak memiliki apa-apa," ujar Pepe.
Namun dibalik masa sulit tersebut, kedua orang tuanya tetap berusaha mendukung Nicolas Pepe untuk mewujudkan mimpinya menjadi pesepakbola. Hal tersebut yang membuat pemain anyar Arsenal ini berlatih keras hingga menjadi buruan teratas dibursa transfer musim panas ini.
-"Mereka (orang tuaku) akan bercerita tentang bagaimana perjuangan mereka berjalan kaki tanpa menggunakan alas sejauh 10 kilometer.
"Ketika kami (Pepe dan saudaranya) tumbuh dewasa, orang tua kami berhenti bekerja dan hidup bersama kami berkat sepakbola. Hal itu mereka lalukan semata-mata untuk mewujudkan impianku sebagai pesepakbola," pungkasnya.
-Masa sulit yang Pepe lewati tak lantas membuatnya patah semangat. Masa-masa tersebut membuatnya lebih kuat dan membawa mentalnya jauh lebih baik hingga dirinya dapat direkrut Arsenal sekaligus menjadi pemain termahal se-benua Afrika.
Nicolas Pepe didatangkan dari Lille dengan mahar 80 juta euro atau sekitar Rp1,2 triliun. Selain Arsenal, sebelumnya namanya kerap dikaitkan dengan klub-klub besar lainnya seperti Liverpool, Napoli dan Bayern Munchen.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom