In-depth

Mengenang 3 Pemain Sepak Bola Indonesia yang Meninggal di Lapangan Hijau

Minggu, 28 Juli 2019 08:41 WIB
Penulis: Martini | Editor: Lanjar Wiratri
 Copyright:

INDOSPORT.COM – Profesi sebagai pesepakbola adalah impian sebagian orang. Iming-iming keuangan yang stabil dan kepopuleran sebagai bintang lapangan menjadi motivasi tersendiri bagi seseorang untuk berkarir sebagai pesepak bola profesional.

Hanya saja sepak bola juga memiliki resiko yang tak bisa dipandang remeh. Cedera adalah salah satu resiko paling minimal yang bisa saja dialami oleh pesepakbola, bahkan bisa saja berujung pada kematian.

Ada beberapa kisah yang menjadi contoh bagaimana seorang pesepakbola bisa kehilangan nyawa di lapangan hijau. Adapun kisah-kisah ini sebagai pengingat bahwa kemahiran dalam menangani cedera adalah hal yang mutlak diketahui oleh setiap pesepakbola.

Salah satu insiden yang menewaskan pesepakbola baru-baru ini adalah pada kasus kematian kiper Persela Lamongan, Choirul Huda. Kemelut antara dirinya dan rekan satu tim, Ramon Rodrigues justru berbuah fatal hingga mencabut nyawanya.

Choirul Huda mengalami benturan di dada karena tak bisa menghindari tendangan dari Rodrigues. Ia tak sadarkan diri dan langsung dibawa ke RSUD dr. Soegiri, sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhir pada hari itu, Minggu (15/10/19) sore pukul 16.45 WIB.

Selain Choirul Huda, berikut tiga pesepakbola Indonesia lainnya yang harus kehilangan nyawa atau meninggal dunia karena terlibat insiden di lapangan.

1. Eri Irianto

Sepak bola nasional berduka untuk kematian Eri Irianto pada 3 April 2000. Gelandang Persebaya Surabaya dan eks penggawa Timnas Indonesia itu tutup usia karena serangan jantung saat masih berusia 26 tahun.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Eri Irianto sebelumnya terlibat kontak fisik cukup hebat dengan pemain lawan, Samson Kinga dari PSIM Yogyakarta. Setelah pingsan di lapangan hijau, Eri kemudian dilarikan ke Rumah Sakit dr. Soetomo, hingga dinyatakan meninggal karena serangan jantung.

2. Jumadi Abdi

Jumadi Abdi mengawali karier profesionalnya bersama Persiba Balikpapan pada tahun 2001. Delapan tahun berselang, saat ia kembali ke Kalimantan dan bermain untuk PKT Bontang, Jumadi Abdi mengalami insiden di lapangan hingga tutup usia pada 7 Maret 2009.

Gelandang yang saat itu berusia 26 tahun tersebut kena tendang di perut oleh pemain Persela Lamongan, Denny Tarkas. Jumadi Abdi harus digotong keluar lapangan, sementara Denny Tarkas diganjar kartu kuning oleh wasit yang memimpin pertandingan.

Namun setelah mendapat perawatan di rumah sakit, Jumadi tak bisa mencerna makanan selama dua hari, dengan diagnosa adanya luka di organ dalam. Di tengah-tengah operasi, Jumadi koma dan meninggal dunia pada 15 Maret 2009.

3. Akli Fairuz

Tak jauh berbeda dengan Jumadi Abdi, Akli Fairuz juga tinggal nama setelah menghadapi insiden maut di mulut gawang lawan. Pesepakbola yang memperkuat Persiraja Banda Aceh tersebut dihantam kaki kiper PSAP Sigli di bagian perut.

Insiden maut yang dialami Akli Fairuz pada Mei 2014 lalu itu bahkan menjadi sorotan dunia, lantaran Akli harus kehilangan nyawa sesaat setelah mendapat tendangan lawan. Meski sempat dilarikan ke rumah sakit untuk dioperasi, namun nyawa Akli Fairuz terlambat diselamatkan.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom