Liga Champions

Kekalahan Tottenham di Final Liga Champions Lanjutkan Kutukan Pelatih Argentina

Minggu, 2 Juni 2019 17:20 WIB
Penulis: Fuad Noor Rahardyan | Editor: Theresia Ruth Simanjuntak
© Getty Images
Mauricio Pochettino memperburuk tradisi pelatih Argentina yang menembus final Liga Champions. Copyright: © Getty Images
Mauricio Pochettino memperburuk tradisi pelatih Argentina yang menembus final Liga Champions.

INDOSPORT.COM – Sejak format baru Liga Champions dimulai pada 1992/93, tercatat lima partai final telah dihiasi oleh pelatih asal Argentina. Namun, pelatih Argentina rupanya tak membawa peruntungan yang baik karena selalu kalah dalam lima laga tersebut.

Pada final terakhir, yakni pada Minggu (2/6/19) ini, Mauricio Pochettino tampil sebagai juru taktik Tottenham Hotspur asal Argentina yang melenggang dengan sensasional ke partai puncak.

Spurs sebelumnya berhasil melewati rintangan tim kuat seperti Inter Milan, Barcelona, PSV Eindhoven, Manchester City, dan Ajax Amsterdam. Namun, anak asuh Pochettino kalah 0-2 di partai final yang didominasi oleh timnya sendiri. Meski unggul penguasaan bola sebanyak 61 persen, The Lilywhites takluk akibat kesalahan ‘sepele’.

Handsball Moussa Sissoko di kontak penalti menyebabkan Mohamed Salah menyarangkan gol pertama. Hal itu diperparah dengan sapuan tak sempurna Jan Vertonghen di pengujung babak kedua yang mengawali gol Divock Origi pada menit ke-87.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Adapun dua manajer asal Argentina lainnya, yakni Diego Simeone dan Hector Cuper, sama-sama pernah menembus final kompetisi paling bergengsi antarklub Eropa ini.

Simeone bersama Atletico Madrid harus takluk oleh rival sekotanya, Real Madrid, pada 2013/14 dan 2015/16. Laga final pertama berakhir tragis dengan skor 1-4 setelah bermain imbang 1-1 di waktu normal.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Mereka kembali takluk di 2016 lewat babak adu penalti dengan skor 5-3 setelah kedua tim sama-sama mencetak satu gol hingga waktu normal usai. Kegagalan penalti Juanfran sebagai penendang keempat memastikan kekalahan Los Rojiblancos.

Sedangkan, Cuper yang menangani Valencia takluk dua musim beruntun yakni pada 1999/00 dan 2000/01. Pada final pertamanya, Valencia yang kala itu diperkuat oleh eks pelatih Timnas Indonesia, Luis Milla, kalah dari Real Madrid dengan skor 0-3.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Cuper kembali menelan kekalahan di partai final 2000/01 setelah timnya tak mampu memenangkan babak adu penalti melawan Bayern Munchen. Los Che kalah 4-5 setelah bermain imbang 1-1.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom