INDOSPORT.COM - Arema FC memiliki prosedur tersendiri dalam menilai kinerja seorang wasit buruk atau tidak di sebuah pertandingan Shopee Liga 1 2019., yaitu seberapa besar presentase dari tingkat kesalahannya.
Hal itu sebagai upaya untuk menjaga sikap klub untuk lebih objektif. Terlebih, penilaian wasit memimpin secara buruk atau tidak sangat dipengaruhi oleh tingkat kepuasan sebuah klub dalam menyikapi hasil akhir pertandingan.
"Umumnya, keluhan kepada wasit dikemukakan oleh tim yang kalah dan saya kira wajar terjadi di sepak bola Indonesia. Namun, kalau yang protes ada kedua tim, berarti kinerja wasitnya memang kurang beres," ujar General Manager Arema, Ruddy Widodo, Jumat (31/5/19).
Bagi Arema, ada sejumlah poin yang menentukan sikap klub terhadap kinerja wasit. Pertimbangan itulah yang bisa membuat pihak mereka akan melanjutkan langkahnya dengan mengirimkan nota protes atau tidak.
"Kalau kesalahannya dalam 90 menit pertandingan tidak kurang dari lima menit, maka bisa ditoleransi. Karena kembali lagi, wasit juga manusia, tapi kalau lebih dari 15 persen (13,5 menit) ya sudah tak bisa kami toleransi dengan alasan apapun," tukas Ruddy.
Arema juga senada dengan sikap Persela Lamongan yang mengeluhkan kinerja Dwi Susilo. Wasit asal DKI Jakarta itu dinilai sudah gagal memimpin pertandingan yang berakhir dengan skor 3-2 itu secara adil dan justru mencederai semangat fair play.
Kinerja wasit nasional belakangan menjadi sorotan karena dianggap menurun dan seringkali salah mengambil keputusan saat memimpin laga Shopee Liga 1 2019 selama hampir tiga pekan terakhir.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom