INDOSPORT.COM – Pasti Anda setuju jika Liga Champions 2018/19 merupakan edisi terbaik dengan bumbu berupa drama atau epic comeback yang kerap terjadi, namun sadarkah jika itu merupakan indikasi match fixing?
Tunggu dulu, sebelum marah-marah karena tidak terima timnya lolos ke final dengan dugaan match fixing, ada baiknya untuk melihat fakta kalau momen epic comeback Liga Champions 2018/19 sudah terlalu sering.
Dari babak 16 besar, kejutan sudah langsung terpampang jelas ketika Paris Saint-Germain (PSG) disingkirkan oleh Manchester United.
Masalahnya sangat tidak masuk akal PSG yang sudah mampu mengalahkan Man United yang dibela Paul Pogba dengan skor 2-0 di Old Trafford justru kalah pada leg kedua di Paris.
Padahal, di Paris, Manchester United tanpa Pogba harus bermain dengan sejumlah pemain mudanya seperti Scott McTominay, Andreas Pereira, Tahith Chong, dan Mason Greenwood. Namun, tim tamu justru mampu menang 3-1.
Duel PSG vs Man United bukan satu-satunya yang mengejutkan di 16 besar. Satu lagi yang menggemparkan adalah Real Madrid vs Ajax Amsterdam.
-Menjadi di luar nalar melihat Real Madrid dibantai Ajax 1-4 pada leg kedua di Bernabeu, padahal mereka sempat menang 2-1 di Amsterdam.
Lanjut ke babak delapan besar, keberhasilan Ajax Amsterdam menyingkirkan Juventus masuk dalam kategori sangat mengejutkan.
Juventus, yang diperkuat oleh Cristiano Ronaldo, secara aneh bin ajaib kalah di kandang sendiri dari Ajax Amsterdam yang mayoritas masih diisi ‘anak-anak bau kencur’ dalam skuatnya.
Tak hanya Ajax, Tottenham Hotspur juga membuat kejutan dengan menyingkirkan Manchester City yang jelas lebih diunggulkan.
Manchester City diunggulkan karena merupakan penguasa di Liga Primer Inggris dan dalam beberapa laga terakhir selalu mampu kalahkan Tottenham.
Hingga akhirnya di babak semifinal Liga Champions, bisa dibilang menjadi puncaknya dengan momen epic comeback Liverpool atas Barcelona dan saat Tottenham singkirkan Ajax Amsterdam.
Tak pelak banyak yang menduga adanya praktik match fixing di Liga Champions dalam jagat media sosial, Twitter.
Barcelona fan complaining about match fixing is rich. What goes around..... pic.twitter.com/y0sJbRyFgI
— Saurav Shrestha (@saurav_sth) May 8, 2019
Been loads of match fixing in the Champions League this season. Fair play to the script writers 👍👏
— Harry Lister (@arrylister) May 8, 2019
Match fixing alive!!! https://t.co/qbgUhxhGhf
— Papa the Boys (@BassGale) May 7, 2019
match fixing at its best. pic.twitter.com/EFHna9h4Rs
— Bradielka 💙 (@EvertonEFC1878) May 8, 2019
Lantas mengapa momen epic comeback disebut sebagai indikasi match fixing?
Berikut kami hadirkan ulasan mengenai hubungan epic comeback dengan match fixing hanya untuk anda.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom