INDOSPORT.COM - "Give me a minute, I'm good. Give me an hour, I'm great. Give me six months, I'm unbeatable." Bagi Sobat INDOSPORT penikmat film action Hollywood barangkali tak asing lagi dengan petikan kalimat tersebut.
Kalimat itu diutarakan oleh Kolonel Hannibal Smith yang notabene tokoh sentral dalam film The A-Team versi 2010. Pemeran karakter tersebut adalah aktor laga kawakan tersohor asal Irlandia Utara, Liam Neeson.
Neeson a.k.a Kolonel Hannibal Smith berkata demikian dalam suatu adegan di saat dirinya sedang berusaha memulihkan nama baik dengan melacak musuh bebuyutannya dalam kondisi ditahan dan tengah menghuni kompleks penjara berkategori level keamanan maksimal.
Dengan segala keterbatasan waktu dan informasi di dalam penjara saja Hannibal bisa menemukan lokasi detail musuhnya, apalagi kalau dia berada di luar penjara dan diberi akses seluas-luasnya oleh militer Amerika Serikat tempat ia bekerja sebelum dijebak lalu dijebloskan ke balik jeruji besi.
Sebuah pesan moral dapat dipetik dari sosok Hannibal dalam film The A-Team, bahwa segala sesuatu dalam kehidupan ini membutuhkan proses untuk mencapai tujuan utama berupa kesuksesan. Semakin panjang suatu proses tentu akan berujung kepada hasil yang maksimal.
Salah satu aspek kehidupan yang bisa memetik pelajaran dari Hannibal Smith adalah sepak bola. Belakangan, banyak klub, terutama manajemen yang berisikan pengusaha atau taipan tajir melintir, ingin mencapai kesuksesan secara instan tanpa mau menunggu lama.
Dampak buruk dari keinginan meraih kesuksesan secara instan tentu saja mengarah kepada garda terdepan yang dianggap paling bertanggung jawab terhadap kegagalan sebuah klub sepak bola. Siapa lagi kalau bukan pelatih.
Tidak perlu jauh-jauh mencari acuan ke luar negeri, cukup menengok klub-klub Indonesia, salah satunya Persib Bandung yang baru-baru ini melakukan perombakan dengan mencopot Miljan Radovic dan mengumumkan Robert Rene Alberts sebagai nakhoda baru.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom