INDOSPORT.COM – Jelang naturalisasi kiper asing Yoo Jae-hoon, pesepakbola asal Korea Selatan tersebut menyatakan cita-citanya untuk memajukan sepak bola Indonesia dengan mendirikan akademi kiper pertama di Tanah Air.
“Saya ingin menjadi WNI, alasan utamanya bukan karena mau masuk Timnas. Tapi saya ingin mengutamakan pembinaan kiper-kiper di Indonesia khususnya untuk usia muda, itu cita-cita saya sejak tahun 2016,” ungkapnya melalui akun Instagram @pace_yoojaehoon.
Guna memuluskan langkahnya, kiper 35 tahun tersebut melakukan mediasi dengan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi pada Maret lalu, dan ia mendapat respon positif dari Menpora.
“Ini gagasan cemerlang yang perlu didukung. Sudah saatnya akademi khusus kiper, striker, bahkan suporter perlu ada,” ucap Imam Nahrawi.
Dengan hadirnya akademi kiper di Indonesia, setidaknya ada tiga keuntungan yang didapat untuk kemajuan persepakbolaan Tanah Air. Berikut ulasan INDOSPORT untuk Anda.
1. Kualitas Penjaga Gawang
Sebagaimana diketahui posisi penjaga gawang atau kiper merupakan salah satu peran penting sebuah klub untuk meraih prestasi, sebab kiper merupakan pertahanan terakhir sebuah tim dalam suatu pertandingan.
Setidaknya dalam satu klub memiliki satu kiper utama, dan dua atau tiga kiper pelapis. Kuota ini cukup minim mengingat hanya akan ada satu kiper yang dimainkan dalam laga. Sehingga pembinaan dan pelatihan kiper menjadi nomor dua dibandingkan pemain di posisi lainnya.
Hal inilah yang menyebabkan kualitas kiper Indonesia belum maksimal, dan diakui pula oleh Yoo Jae-hoon.
“Saya sudah keliling di Indonesia. Salah satu titik lemah tim yang ada di sini adalah kualitas penjaga gawang. Makanya saya bercita-cita mendirikan akademi kiper. Belum ada di Indonesia saat ini,” tuturnya.
Dengan adanya akademi khusus kiper, maka kualitas penjaga gawang dapat ditingkatkan dengan program-program khusus, dan bukan tidak mungkin kiper asal Indonesia nantinya dapat bermain di luar negeri.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom