Benarkah Karut-marut Sepak Bola Indonesia Hanya Karena Mafia Pengaturan Skor?
Tak hanya pelatih saja yang dikuasai pihak asing, daftar topskor di Liga 1 juga ternyata dipegang kendali pemain yang tidak lahir di Indonesia. Topskor saat ini dengan 20 gol, David da Silva adalah pemain berpaspor Brasil.
Nama penyerang asli Indonesia baru dapat ditemukan di peringkat kesebelas dalam diri Samsul Arif dengan koleksi 11 gol. Bayangkan 10 penyerang paling tajam di Liga 1 tidak ada nama pemain lokal sama sekali.
Oleh karena itu tidak heran apabila Timnas Indonesia sampai naturalisasi pemain asing untuk posisi penyerang tengah. Mulai dari Cristian Gonzales hingga Beto Goncalves, nama-nama yang menjadi andalan Timnas Indonesia ditengah minimnya penyerang lokal yang berkualitas.
Imbasnya sejak zaman Kurniawan Dwi Yulianto, praktis tidak ada penyerang lokal yang benar-benar dapat dijadikan andalan Timnas Indonesia. Praktis hanya Boaz Solossa saja yang masih masuk dalam kategori penyerang lokal berkualitas, tetapi ia juga sudah uzur dan harus dicari pengganti.
Mungkin kegagalan Timnas Indonesia untuk lolos ke semifinal Piala AFF yang sudah berjumlah 4 kali sejak 11 tahun yang lalu ada hubungannya dengan tidak adanya penyerang lokal. Mungkin yang harus disalahkan adalah klub yang selalu memberikan posisi penyerang pada pemain asing.
Para pelatih di kompetisi seperti enggan memberikan jatah menit bermain kepada para pemain lokal untuk berkembang. Jika alasannya adalah tidak ada penyerang lokal yang berkualitas, mungkin itu tidak relevan karena tidak ada pemain hebat yang lahir dari tidak diberikannya menit bermain oleh klub itu sendiri.
“Kalau saya jadi ketua PSSI, tidak akan ada pemain asing yang main di sini karena akan memakan tempat untuk pemain lokal berkembang,” ucap Justinus Lhaksana dalam akun YouTube-nya.
Bisa jadi solusi yang ditawarkan oleh Justinus Lhaksana untuk tidak adanya pemain asing yang main di Liga 1 bisa dipertimbangkan. Suka tidak suka, pemain asing yang diharapkan dapat menambah kemampuan pemain lokal malah jadi membunuh perkembangannya.
Pada akhirnya, tidak hanya mafia pengaturan skor saja yang berperan atas jebloknya Timnas Indonesia, tidak diberikannya putra asli daerah untuk unjuk gigi juga menjadi salah satu penyebab. Tapi balik lagi seperti yang diungkap Justin bahwa kuncinya ada di pembinaan yang harus bermutu sehingga penyerang lokal yang tersedia adalah pemain hebat.
Terus Ikuti Berita Sepak Bola Liga Indonesia Lainnya Hanya di INDOSPORT.COM