INDOSPORT.COM - Timnas sepak bola Indonesia terutama di level senior, bisa dibilang kembali memasuki fase terburuk sepanjang sejarah dengan mengacu pada hasil Piala AFF 2018.
Di mana dalam gelaran kompetisi antar negara ASEAN tersebut, Timnas Indonesia harus angkat kaki lebih dulu bahkan tersingkirkan oleh Filipina yang notabene pernah ditaklukan dengan skor 13-1 oleh skuat Garuda.
Hasil tersebut sangat berbanding terbalik dengan capaian para junior mereka di berbagai jenjang, baik Timnas U-16 maupun Timnas U-19 yang mampu meraih capaian impresif bahkan lebih baik dari para seniornya.
Level Timnas U-19 contohnya, meski gagal di gelaran Piala Asia U-19 namun mereka berhasil meraih peringkat ketiga Piala AFF U-19 pada bulan Juli lalu.
Bahkan Timnas yang lebih junior, yakni Timnas U-16 mampu meraih gelar Piala AFF U-16 pada bulan Agustus lalu. Sebuah gelar yang hingga hari ini, tak pernah diraih selama 26 tahun oleh Timnas Senior.
Serupa dengan Timnas Senior, namun catatan lebih baik berhasil di raih Timnas U-23 yang tampil di Asian Games 2018, di mana skuat arahan Luis Milla tersebut mampu lolos dari babak penysihan grup.
Melihat hasil yang berbeda dari 3 level Timnas dibandingkan dengan Timnas Senior, tentu menjadi pertanyaan besar siapa sebenarnya yang patut disalahkan atas menurunya performa skuat Timnas Indonesia tahun ini.
Jika melihat kualitas pemain, tentu sangat tidak mungkin lantaran banyak bakat pesepak bola Indonesia yang mampu tampil di kompetisi luar negeri. Kualitas pelatih atau kualitas federasi?
Terlepas dari siapapun pihak yang bertanggung jawab, ada baiknya induk sepak bola nasional (PSSI) segera mengevaluasi kinerja Timnas terlebih kerja mereka sendiri selama setahun kebelakang.
Andai tak ada perubahan, bukan tak mungkin di tahun depan Kamboja akan mampu menaklukan Timnas Indonesia.
Terus Ikuti Update Timnas Indonesia dan Berita Sepak Bola Piala AFF 2018 Lainnya Hanya di INDOSPORT.COM.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom