In-depth

Asal Usul Kartu Kuning dan Kartu Merah dalam Sepakbola

Rabu, 18 April 2018 10:49 WIB
Editor: Gerry Crisandy
© AFP
Antonio Rattin meninggalkan lapangan di pertandingan perempatfinal antara Inggris dan Argentina di tahun 1966. Copyright: © AFP
Antonio Rattin meninggalkan lapangan di pertandingan perempatfinal antara Inggris dan Argentina di tahun 1966.
Sulitnya Mengusir Pemain Tanpa Kartu Merah

Kala itu, wasit tidak memiliki alat seperti kartu kuning dan kartu merah untuk mempermudah komunikasi dengan pemain -- terutama dengan tembok perbedaan bahasa.

Untuk memperingatkan pemain, seorang wasit harus mengisyaratkan dengan bahasa tubuh apa yang ada di kepalanya.

Untuk mengusir pemain dari lapangan, wasit harus melakukan perintah untuk meninggalkan lapangan layaknya seorang komandan tentara memerintahkan anggotanya.

Itu lah yang dilakukan oleh wasit Rudolf Kreitlein untuk memerintahkan kapten Argentina, Antonio Rattin, untuk keluar dari lapangan. 

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Rattin yang merasa tidak melakukan pelanggaran atau tackle keras apapun, tidak mengerti apa yang diminta oleh sang wasit.

Bahkan setelah Kepala Wasit di turnamen tersebut menjelaskan padanya bahwa ia diusir keluar, ia menolak untuk beranjak dari lapangan.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Polisi pun akhirnya dibawa ke atas lapangan untuk memaksa Rattin keluar. Tidak dengan mudah tentu saja, Rattin bahkan sempat duduk di atas karpet merah yang secara eksklusif disediakan untuk Ratu Inggris.

Selain menjadi tajuk utama media pada hari itu, insiden unik ini pula yang kemudian melahirkan sistem kartu yang kita kenal seperti sekarang ini.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom
1