Setelah 16 tahun absen dari kejuaraan Asia, akhirnya Persija kembali mencicipi atmosfir kompetisi di benua terbesar di dunia tersebut. Persija terakhir kali berpartisipasi pada musim 2001/2002 setelah menjadi wakil Indonesia di Liga Champions Asia berkat titel juara Liga Indonesia di tahun 2001. Sayang, kala itu Persija tampil kurang apik karena mesti gagal di tangan juara Jepang, Kashima Antlers, dalam laga yang mungkin kini akan terdengar ganjil.
Saat itu Persija semestinya bertindak sebagai tuan rumah, namun karena kondisi politik di Indonesia yang sedang memanas, Khasima enggan datang ke Jakarta. Alih-alih mendapat kemenangan WO, Persija justru harus pergi ke Jepang untuk menantang Khasima di markasnya. Alhasil, dengan faktor cuaca dan laga tandang yang berat, Persija dicukur 4-1.
Tahun 2018 ini Persija kembali beraksi di Asia, tepatnya di AFC Cup. Kejuaraan satu level di bawah Liga Champions Asia. Walau hanya level dua, persaingan tetaplah tidak mudah. Buktinya, belum pernah ada tim Indonesia yang berhasil juara. Hanya Persipura dan Semen Padang yang melaju cukup jauh sampai ke semifinal.
Persija sekarang dan 16 tahun lalu jelas berbeda. Dengan skuat yang dimiliki sekarang, Persija mulai mengikis jarak kekuatan dengan klub-klub level dua di Asia. Terbukti, Persija berhasil menghancurkan tim elite Singapura, Tampines Rovers. Ada sejumlah faktor yang membuat Persija bisa berbicara banyak di kompetisi AFC tahun ini. Profesionalisme klub yang terus dibangun mampu membawa Persija finis di peringkat empat musim lalu dan menjuarai Piala Presiden musim ini. Untuk itulah bukan mustahil bagi Persija untuk menggondol juara AFC Cup musim ini. Berikut INDOSPORT jabarkan alasan-alasan lainnya mengapa Persija mampu menjuarai AFC Cup musim ini.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom