Selama pertandingan Manchester City yang membawa tim menang 3-0 atas Arsenal, sang pelatih Pep Guardiola kedapatan berdiri menantang memakai pita kuning pada jasnya sebagai bentuk dukungan pro kemerdekaan Catalan dari Spanyol.
Akibat hal tersebut, Asosiasi Sepakbola Inggris (FA), menganggap aksi Guardiola mengenakan pita kuning merupakan bagian dari pesan politik. FA memang memiliki kebijakan tegas mengenai pesan politik yang disampaikan di atas lapangan.
Mantan manajer Barcelona diberi waktu sampai 5 Maret untuk menjawab tuduhan tersebut. Namun saat sesi konferensi pers, mantan pelatih Barcelona itu tegas dengan aksinya dan tak peduli jika ia akan diberikan sanksi karena memilih untuk membela Catalan.
“Saya menerima jika saya melanggar aturan, saya menerima sanksi denda. Saya adalah manusia, ini tentang kemanusiaan. Ada empat orang dipenjara, ditambah orang (di pengasingan) rupanya karena hasutan, tapi untuk itu Anda harus memiliki senjata, dan kita tidak memiliki senjata,” ujar Guardiola seperti dilansir Reuters.
Guardiola menyebut pita kuning yang selalu dipakainya itu bukanlah pesan politik melainkan sebagai bentuk demokrasi dan kemanusiaan.
"Ini [pita kuning] selalu bersama saya, selalu akan bersama hingga terakhir kali, karena ini bukan tentang politik, ini tentang orang-orang yang tidak melakukan apapun, tentang demokrasi,” katanya.
Tidak hanya Guardiola rupanya yang menggunakan pita kuning sebagai bentuk dukungan, para penggemar Manchester City juga memakai pita tersebut saat menyaksikan pertandingan di Stadion Wembley Inggris.
Situasi Catalan memang masih memanas pasca referendum kemerdekaan dari spanyol. Mantan presiden Catalan, Carles Puigdemont,kini melarikan diri dari Spanyol sesaat setelah Cataunya mendeklarasikan kemerdekaannya beberapa waktu lalu, namun tak diakui oleh Spanyol.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom