Beberapa hari lalu Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi cukup menyayangkan keputusan ketua umum PSSI, Edy Rahmayadi yang memutuskan cuti dari tugasnya karena fokus pada kampanye setelah maju sebagai calon gubernur Sumatera Utara. Keputusan itu dinilai kurang tepat karena saat ini PSSI sedang fokus dan konsentrasi lantaran Timnas Indonesia sedang bersiap menuju Asian Games 2018 pada Agustus nanti.
"Saya kaget mendengar itu (soal Edy Rahmayadi cuti). Lagi perang-perang gini, kok cuti," kata Menpora Imam Nahrawi di Jakarta.
Akan tetapi, baru-baru ini Menpora kemudian meluruskan jika penyataanya tidak bermaksud mengintervensi PSSI. Saat ini kedua pihak sudah bertemu dan membicarakan program sepakbola nasional, termasuk soal keputusan cuti Edy Rahmayadi.
Menpora juga mengingatkan agar PSSI harus tetap bekerja maksimal selama ketua umum terpilih sedang cuti. Hal itu untuk memastikan kompetisi dan terutama Timnas Indonesia bisa mempersiapkan diri secara maksimal sebelum bertanding di Asian Games.
"Sudah disampaikan ke saya bahwa tidak ada larangan dalam regulasi dan cuti hanya pada posisi struktur. Tapi soal kehadiran, peran, dan fungsi itu sudah dibagi tugas," tutur Menpora.
"Ya regulasinya seperti apa, statutanya seperti apa, pemerintah kan selalu berpatokan pada itu. Lagi-lagi pemerintah tidak ada keinginan untuk intervensi, tetapi pemerintah betul-betul ingin lokomotif ini berjalan dengan baik, tentu dengan kepemimpinan yang bisa hadir," sambungnya.
- PSSI dan PT LIB Pastikan Liburkan Liga saat Asian Games 2018
- Bertemu PSSI, Menpora Minta Carut Marut Liga 1 Tak Ganggu Pelatnas Timnas Indonesia
- Presiden MU Sindir PSSI yang Belum Lunasi Hutang Miliaran
- Jika PSSI Meminta, Marko Simic Siap Dinaturalisasi
- Jadi Plt Ketum PSSI, Jokdri: Tidak Boleh Banyak Bicara, Fokus Kerja
"Tapi kalau dari sisi regulasi internalnya memungkinkan untuk itu, maka itu menjadi konsekuensi PSSI untuk menjalankan lokomotifnya dengan baik," imbuh Cak Imam.
Seperti diketahui, Edy Rahmayadi mengajukan cuti dan disetujui oleh komite eksekutif PSSI sejak 17 Februari lalu hingga 30 Juni mendatang. Keputusan itu diambil dengan alasan agar tak menyalahgunakan jabatannya sebagai Ketum PSSI. Hal itu juga agar dia bisa fokus menjalani masa kampanye yang sudah dimulai dan menghindari adanya politik dalam sepakbola apabila ia masih aktif di PSSI.
Untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan Edy Rahmayadi, PSSI kemudian memutuskan menunjuk Joko Driyono sebagai pelaksana tugas sementara. Hal itu sesuai dengan keputusan komite eksekutif dan juga regulasi yang berlaku yakni, wakil ketua umum tertua akan memimpin sementara jika ketua umum berhalangan.
"Pada momen final Piala Presiden lalu saya sudah ketemu Menpora. Dan pernyataan Menpora itu harusnya menginspirasi kita semua untuk bekerja lebihbbaik. Soal cuti itu kita sudah berdialog dengan FIFA dan harus memastikan PSSI jauh dari politik sehingga jangan sampai ada komplikasi," terang Joko Driyono.
"Ini (cuti) telaah dan keputusan ketua umum untuk memastikan agar sepakbola jauh dari politik. Tetapi kita akan terus berhubungan dengan pemerintah karena kita butuh support mereka. Dan hasil forum kita laporkan ke FIFA," tutupnya.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom