Imbang melawan Getafe, Barcelona kembali harus mengalami hasil tidak memuaskan. Terhitung, ini merupakan kali kedua secara beruntun klub asal Katalunya tersebut gagal menang. Parahnya lagi, trio Messi, Coutinho dan Suarez juga gagal mencetak gol sama sekali.
Barcelona mulai goyah dan membuang banyak sekali peluang. Dalam laga terakhir (melawan Getafe), mereka mendominasi pertandingan hingga 70% penguasaan bola dan melepaskan enam tembakan yang dapat dimentahkan kiper tim tamu.
Inkonsistensi performa belakangan ini bisa jadi karena masuknya beberapa pemain baru, semisal Coutinho. Walaupun ia bermain gemilang di Liverpool, proses adaptasi di klub baru memang membutuhkan waktu dan hal itu yang sedikit membuat permainan Barcelona kehilangan “gairah”.
Selain itu, cedera Dembele juga membuat Barcelona seringkali mengubah formasi dari 4-3-3 menjadi 4-2-2. Penggunaan dua striker sejajar, Messi dan Suarez, bukanlah opsi yang tepat mengingat klub asal Katalan ini sudah terbiasa menggunakan strategi ofensif.
-Jika memaksakan posisi 4-3-3, Valverde biasa memasukan nama Paco Alcacer yang notabene “gagal” memberikan perbedaan dalam sebuah pertandingan. Taktis, Messi dan Suarez menjadi duo andalan di lini depan.
Jika opsi penyerangan ini tidak cepat diatasi, lambat laun performa Barcelona akan semakin memburuk karena mudah dibaca lawan. Hal yang sama dialami juara bertahan Chelsea di Liga Primer Inggris.
Kini, mereka hanya berjarak 7 tinggal berjarak 7 poin dengan peringkat kedua klasemen sementara, yakni Atletico Madrid yang di saat bersamaan menang tipis atas Malaga dengan skor 1-0. Di sisi lain, rival abadi mereka, Real Madrid, juga mulai bangkit. Bahkan, Cristiano Ronaldo berhasil membuat hattrick dalam laga terakhir melawan Real Sociedad di kandang sendiri.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom