Eks penggawa Persib era 90-an, Budiman Yunus tak setuju dengan adanya kebijakan naturalisasi di ranah sepakbola Indonesia. Mantan pemain yang kini aktif di bidang pembinaan pemain muda Diklat Persib itu menganggap naturalisasi akan mematikan bakat pesepakbola Indonesia dalam negeri.
Isu naturalisasi kembali mengemuka setelah dua penyerang Sriwijaya FC, yakni Esteban Vizcarra dan Beto Goncalvezs akhirnya resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Peredebatan mengenai untung rugi proses naturalisasi dalam sepakbola memang selalu menghadirkan pro kontra.
“Sebagai pembina, saya menyayangkan karena potensi di kita sebenarnya banyak. Kenapa enggak mencari saja ke daerah-daerah, contoh Indra Sjafri waktu menangani Timnas U-19," ujar Budiman di Lapangan Lodaya, Selasa (06/02/18).
"Naturalisasi ini kemunduran, karena dengan banyaknya SSB dan akademi sepak bola di dalam negeri, pemain potensial kita justru akan lebih tertutup peluangnya oleh pemain naturalisasi. Untuk jangka panjang, mending pemain kita yang diutamakan," tambahnya.
Budiman yang juga pernah membawa Persija Jakarta juara ini menilai jika selama ini proses naturalisasi juga tak sepenuhnya berakhir baik. Bahkan banyak dari para pemain naturalisasi yang justru tampil mengecewakan dan hilang dari radar.
"Sejauh ini saya belum melihat ada pemain naturalisasi yang bisa kontribusi banyak untuk Timnas,” tambahnya.
Ketimbang gencar menggenjot naturalisasi, budiman berharap agar ke depannya kompetisi usia diani terus ditingkatkan. Baik kualitas maupun kuantitasnya, sehingga proses pembinaan pesepakbola Indonesia akan menjadi maju.
“Regulasi usia muda di kompetisi senior juga bisa lebih dioptimalkan," tutupnya.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom