Liga Spanyol

Alami Musim Buruk, Ronaldo 'Dipecut' Sang Kakak

Selasa, 16 Januari 2018 16:01 WIB
Editor: Ivan Reinhard Manurung
© INDOSPORT
Bintang Real Madrid, Cristiano Ronaldo. Copyright: © INDOSPORT
Bintang Real Madrid, Cristiano Ronaldo.

Kompetisi musim 2016/17 boleh disebut sebagai salah satu masa terbaik Cristiano Ronaldo bersama Real Madrid. Bagaimana tidak, bersama Los Blancos, Ronaldo mampu merengkuh gelar juara La Liga Spanyol dan Liga Champions.

Sayangnya, di kompetisi musim 2017/18 ini, nasib berbeda harus dijalani oleh ROnaldo bersama Madrid. Di La Liga saja, Madrid Madrid tercatat telah empat kali kalah dan membuat mereka kini berselisih 19 poin dengan rival abadinya, Barcelona di puncak klasemen.

© INDOSPORT
Cristiano Ronaldo kembali gagal cetak gol saat lawan Las Palmas. Copyright: INDOSPORTCristiano Ronaldo minim gol di sepanjang kompetisi musim 2017/18.

Buruknya performa Madrid itu sendiri berimbas pada banyaknya hinaan yang disematkan kepada Ronaldo. Banyak yang menilai bahwa kemampuan Ronaldo sudah menurun drastis dan tidak layak lagi bermain di Madrid.

Tidak senang dengan komentar negatif yang disematkan pada sang adik, kakak perempuan Ronaldo, Katia Aveiro pun enggan tinggal diam. Melalui akun Instagram pribadinya, @katiaaveirooficial, Katia menuliskan kata-kata yang bisa memecut semangat sang adik.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

"Hanya ini yang ingin saya bilang ke kamu, Cristiano. Ketika kamu 12 tahun, kamu sudah tiba di Lisbon kamu menangis karena hanya seorang bocah dari Madeira."

 

ERA SÓ ISTO QUE TE QUERIA DIZER, CRISTIANO Quando aos doze anos chegaste a Lisboa, carregado de lágrimas e de esperanças, eles disseram que eras só mais um miúdo madeirense. Em menos de cinco anos estavas a jogar na equipa principal do Sporting. Quando fizeste os primeiros jogos com os seniores, eles disseram que eras só mais um puto habilidoso. Alguns meses depois assinaste pelo Manchester United. Quando chegaste a Inglaterra, eles disseram que eras só uma promessa. Em seis épocas fizeste 118 golos. Quando o Real Madrid te contratou, eles disseram que eras só um nome para vender camisolas. Desde 2009 já marcaste 422 golos em 418 jogos e já bateste praticamente todos os recordes que tinhas para bater no clube. Quando em 2008 recebeste a primeira Bola de Ouro, eles disseram que ia ser só essa. Já ganhaste mais quatro. Quando te tornaste capitão da selecção, eles disseram que eras só mais um capitão sem carisma, sem espírito de liderança. Em 2016 foste o primeiro português de sempre a levantar a Taça de Campeão Europeu de Selecções. Agora, que não marcas como um extraterrestre há dois ou três jogos, eles dizem que és só mais um jogador em fim de carreira, quase acabado, a dar as últimas, na curva descendente. Não te preocupes. Quando sorrires com um troféu na mão no alto de uma Torre Eiffel desta vida, ou quando marcares mais um golo decisivo, ou quando bateres mais um recorde, vais tê-los lá a olhar-te, atentos. A aplaudir, claro. Coitados. É só o que lhes resta. Com estima e agradecimento, Pedro.. @pedrochagasfreitas #orgulho #aindatensnaisparafazer #coitadoselesnãosabemnada #calmaosfilhpsdedeussemprebrilham #deusnocomando🙏

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

A post shared by Katia Aveiro (@katiaaveirooficial) on

"Dalam lima tahun, kamu sudah bisa menembus tim utama Sporting Lisbon dan mereka hanya anak aneh yang kebetulan punya kemampuan. Beberapa bulan kemudian, kamu bergabung dengan Manchester United."

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

"Saat tiba di Inggris, mereka bilang kamu cadangan untuk masa depan, tapi selama enam musim, kamu bisa mencetak 118 gol."

"Ketika Real Madrid memboyongmu, mereka bilang kamu hanya berguna untuk menjual jersey. Tapi sejak 2009, kami mampu mencetak 422 gol dalam 418 pertandingan. Kamu juga sudah meraih hampir seluruh gelar juara yang bisa didapatkan sebuah klub."

"Di 2008, kamu bisa meraih Ballon d'Or dan mereka bilang itu gelar terakhir yang bisa kamu dapat. Nyatanya, kami bisa mendapatkan empat gelar lagi."

"Saat menjadi kapten Timnas Portugal, mereka bilang kamu menjadi kapten karena karisma saja tanpa memiliki jiwa kepemimpinan. Tapi di 2016 kamu membuat Portugal untuk pertama kalinya menjadi juara Euro."

"Kini, ketika kamu sudah lama tidak mencetak gol seperti alien di dua tiga pertandingan, mereka bilang karier kamu sudah tamat."

"Jangan khawatir, ketika kamu tersenyum menerima hadiah di atas Menara Eifel atau mencetak gol kemenangan dan membuat rekor, mereka hanya bisa melihat kamu sambil bertepuk tangan, karena hanya itu yang mereka bisa lakukan," tulis Katia.

Sedikit informasi, Ronaldo dan pemain Madrid lainnya tengan menyiapkan diri jelang laga melawan Leganes pada 19 Januari 2018 mendatang.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom
5