Uniknya dua kiper itu adalah saudara kandung, yaitu Achmad Kurniawan dan Kurnia Meiga Hermansyah yang datang dengan periode berbeda.
Ahmad Kurniawan bergabung ke Arema 13 tahun lalu saat klub tersebut berusaha kembali ke level tertinggi di masa kepelatihan Benny Dolo. Tiga tahun kemudian, sang adik, Kurnia Meiga Hermansyah, menyusul di era kepelatihan Bambang Nurdiansyah.
Dua kakak beradik itu lalu menjadi rekan setim di Arema FC sejak 2010 hingga musim ini dengan peridde kepelatihan mulai almarhum Miroslav Janu, suharno, Rahmad Darmawan, Milomir Seslija, Aji Santoso, hingga Joko Susilo.
“Keduanya sama-sama yang terbaik di mata saya. AK (sapaan akrab Ahmad Kurniawan) dan Ntong (Kurnia Meiga) punya spesialisasi atau tipikal yang berbeda,” ungkap Yanuar Hermansyah, mentor keduanya sejak musim 2016 lalu.
“Ntong menurut saya adalah kiper modern yang pernah dimiliki Indonesia. Dia sangat bagus dalam respon saat membendung bola-bola shooting yang sulit sekali pun,” tambahnya.
“Kalau almarhum AK, dia punya perhitungan yang sangat baik. Dia bisa berpikir cepat dalam menyiapkan dua antisipasi ketika berupaya mengantisipasi bola shooting,”
Pengalaman sebagai mentor kedua kiper terbaik Arema itu menjadi itu menjadi kenangan tersendiri bagi Yanuar. AK meninggalkan duka mendalam setelah wafat pada 10 januari 2017 silam, sedangkan Meiga saat ini tidak masuk proyeksi tim terkait belum jelasnya kondisi kesehatannya sejak paruh musim lalu.
“Sehingga saya turut bangga ketika Ntong menjadi kiper terbaik Piala AFF. Sedangkan AK menjadi contoh bagi kipper muda untuk terus berdedikasikepada klub,” tutupnya.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom