3 Tim Kecil Ini Mampu Berikan Kejutan Besar Di Sepanjang Sejarah Liga Indonesia
Di Liga Indonesia Keenam (1999/2000) Persikota Tangerang memang hanya berhasil mencapai babak semifinal. Meski begitu, jika menengok sejarah mereka beberapa tahun sebelumnya, orang-orang patut mengangkat topi terhadap pencapaian Persikota pada saat itu.
Persikota mendapatkan julukan “Bayi Ajaib” bukan tanpa sebab. Lima tahun sebelum menggegerkan sepakbola Indonesia, Persikota baru dibentuk dan diakui sebagai salah satu anggota resmi PSSI.
Mereka kemudian memulai kehidupannya di Divisi Dua Liga Indonesia musim 1995/96. Hebatnya, mereka langsung berhasil meraih gelar juara Divisi Dua dan promosi ke Divisi Satu. Melalui tangan dingin Andi Lala, Persikota sama sekali tak mengalami kekalahan di sepanjang kompetisi Divisi Dua pada saat itu.
Di Divisi Satu, kiprah hebat Persikota berlanjut. Meski sempat menerima kekalahan dari Persiter Ternate di babak 10 besar, Persikota berhasil lolos ke semifinal sebagai runner-up grup. Mereka akhirnya berhasil meraih gelar juara Divisi Satu Liga Indonesia musim 1996/97 setelah mengalahkan Perseden Denpasar di babak semifinal dan mengalahkan PSIM Yogyakarta di partai puncak.
Dalam waktu hanya dua tahun setelah dibentuk, Persikota berhasil mencapai Divisi Utama Liga Indonesia. Tentu saja, itu adalah sebuah prestasi yang luar biasa.
Puncak kejutan yang diciptakan Persikota kemudian terjadi setelah tiga musim berada di Divisi Utama. Setelah melakukan beberapa perubahan, termasuk mengganti Andi Lala dengan Sutan Harhara, Persikota berhasil lolos hingga ke babak semifinal. Di pertandingan semifinal itu, PKT Bontang, salah satu tim terbaik di liga Indonesia pada saat itu, berhasil dibuat kerepotan.
PKT hanya mampu menang adu penalti atas sebuah tim yang eksistensinya masih seumur jagung di kancah sepakbola Indonesia.
Lalu, pada awal tahun 2000-an nama Benny Dollo, Ilham Jaya Kesuma, dan Zaenal Arif berhasil mencuri perhatian publik sepakbola Indonesia. Penyebabnya satu: kiprah hebat Persita Tangerang di Liga Indonesia musim 2001/02.
Saat itu, setelah kembali promosi ke Divisi Utama dua tahun sebelumnya, secara perlahan Persita berhasil merusak dominasi klub-klub besar di Indonesia. Dan secara mengejutkan mereka berhasil lolos ke babak delapan besar setelah bersaing ketat dengan PSPS Pekanbaru untuk memperebutkan posisi keempat di Wilayah Barat.
Di babak delapan besar, Persita justru mampu tampil menggila. Bergabung dengan Arema Malang, Persipura Jayapura, dan Petrokimia Putra di Grup A, Persita berhasil keluar sebagai juara grup dengan hasil sempurna. Dengan pencapaian tersebut, Persita kemudian harus bertemu dengan PSM Makassar, finalis liga Indonesia sebelumnya, di babak semifinal.
PSM pun kemudian harus rela menjadi korban Persita berikutnya. Melalui gol Ilham Jaya Kesuma dan Olingan Atangana, Persita menang dua gol tanpa balas. Sekitar 40.000 penggemar sepakbola yang memadati Stadion Senayan (SGBK), Jakarta, pada saat itu menjadi saksi bagaimana bintang-bintang hebat Juku Eja, julukan PSM, tak berdaya melawan kaki-kaki lincah anak asuh Benny Dollo.
Sayangnya, sihir Persita Tangerang sepertinya habis di pertandingan semifinal itu. Di pertandingan final mereka terpaksa menyerah dari Petrokimia Putra, tim yang pernah mereka kalahkan di babak delapan besar, dengan skor 1-2. Meski begitu, Persita berhasil mendapatkan sedikit hiburan.
Selain meraih gelar top skorer, Ilham Jaya Kesuma juga dinobatkan sebagai pemain terbaik Liga Indonesia pada musim itu.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom