Muhammad Bobby Afif Nasution, yang akan menikahi putri Presiden Jokowi, Kahiyang Ayu pada 8 November mendatang, ternyata punya pengalaman menjadi manajer sebuah klub asal Medan, Sumatera Utara.
Medan Jaya, nama yang mungkin cukup asing di telinga para penggila bola di Indonesia saat ini. Berdiri sejak tahun 1987, Medan Jaya sempat menjadi klub hebat saat era Liga Sepak Bola Utama atau lebih dikenal dengan sebutan Galatama.
Namun, usai Galatama dan Perserikatan digabung menjadi Liga Indonesia pada tahun 1994, Medan Jaya seolah-olah kehilangan arah. Memasuki tahun 2000, Medan Jaya harus terdegradasi ke Divisi I Liga indonesia dan pada musim 2004 harus turun ke kasta Divisi II Liga Indonesia. Pada musim 2006, Medan Jaya berhasil kembali ke Divisi I dan harus puas hanya berkutat di Divisi I dan Divisi II hingga saat ini.
- Terkuak, Ini Sosok Tersangka Pelaku Pemukulan Gede Sukadana
- Ini Tanggapan Legenda Persib Terkait Tindakan Bambang Pamungkas
- Catatan Sejarah Juara Kompetisi Musim 2004 Kembali Hadir di Liga 1 2017
- Begini Skenario Juara Liga 1 2017
- Wasit di Laga Chelsea vs Man United Punya Kecepatan Lari Mirip Terens Puhiri
Bobby Nasution yang sudah menjalin hubungan dengan Kahiyang sejak 2014 silam, ternyata di tahun yang sama, mencoba peruntungannya menjadi manajer klub Medan Jaya yang saat itu berada di Divisi I Liga Indonesia. Dibawah asuhan Bobby Nasution, Medan Jaya sempat bangkit dari ketidakjelasan dengan mengamankan posisi puncak di putaran pertama Grup B Divisi I.
Bukan kebetulan, Bobby memang memiliki niatan untuk menjadikan kota kelahirannya Medan dan Sumatera Utara sebagai barometer sepak bola Indonesia. Hal itu disampaikan Bobby melalui bendahara Medan Jaya saat itu, Rudi Randa Harahap kepada media,
"Bobby dengan rendah hati mengharapkan doa dan dukungan semua masyarakat kota Medan agar tim bisa mempertahankan kebangkitan ini. Dukungan sangatlah penting demi mewujudkan tujuan kami, menjadikan Medan dan Sumatera Utara sebagai barometer sepak bola nasional."
Sebelum Dipegang Bobby Nasution, Medan Jaya Tidak Jelas
Kebangkitan Medan Jaya pada 2014 silam membuktikan tangan dingin seorang Bobby Nasution saat diberikan tanggung jawab yang cukup berat. Bahkan klub Medan Jaya, sebelum ditangani olehnya, sempat mengalami ketidakjelasan pada pertengahan 2013 silam.
Saat itu, Medan Jaya ikut berlaga di kompetisi tandingan Liga Primer di Divisi Utama Liga Primer. Namun memasuki Mei, status klub semakin tidak jelas, usai kalah WO saat menjadi tuan rumah menghadapi Persipasi dan Persika. Tidak hanya dua kali dinyatakan kalah WO, aktivitas seperti latihan juga tidak lagi terlihat di markas latihan Medan Jaya.
Saat itu, pelatih Medan Jaya, Suharto MJ menjelaskan kepada media bahwa dia sudah meliburkan para pemainnya sejak kalah WO terakhir kali. Bahkan sejak kalah WO menghadapi Persika, kelanjutan tim di Divisi Utama belum juga diterima oleh sang pelatih.
"Dibilang bubar, saya tidak tahu, dibilang lanjut, para pemain dan juga staff sudah diliburkan. Saya beritahu kepada para pemain, jika ada konfirmasi soal status tim, mereka akan langsung diberitahu. Sekarang, ya begini, tidak jelas," jelas Suharto kepada media.
Malah salah satu nama yang membantu mengurus berbagai hal untuk Medan Jaya, Azzam Nasution saat itu mengungkapkan kekesalannya kepada Medan Jaya. Azzam mengatakan, "Komitmen menjalankan klub Medan Jaya seperti apa, enggak jelas, dan enggak ada kita duduk bersama untuk membahas kelanjutan tim ini. Sebelumnya saya diminta untuk mencari pemain, karena saya kenal beberapa pemain PON SUMUT. Tapi sekarang, semua pengurus termasuk ketuanya, seolah-olah hilang, saya tidak tahu bagaimana kelanjutannya (Medan Jaya)."
Kedatangan Bobby Nasution Sempat Membangkitkan Medan Jaya
Saat menantu Jokowi ini ditunjuk sebagai manajer klub, Medan Jaya berpartisipasi di Divisi I Liga Indonesia dan berada di Grup B bersama SIAK, TGM Medan, PSTS Tanjung Balai, Medan United, PSSA Asahan.
Medan Jaya berhasil mengakhiri putaran pertama Grup B sebagai pemuncak klasemen dengan raihan 9 poin. Medan Jaya sempat kewalahan saat bertamu ke markas PS SIAK dengan kekalahan 0-3. Namun mereka langsung bangkit dengan kemenangan 1-0 vs PS TGM, kemenangan 3-1 vs PS TanjungBalai dan menaklukkan Medan United dengan skor telak 4-1.
Namun, Medan Jaya berada di posisi ketiga saat Grup B berakhir, dan membuat membuat mereka tidak bisa lanjut ke putaran kedua. Medan Jaya harus puas dengan raihan 13 poin, hanya kalah selisih gol dari PS TGM Medan di posisi kedua, sementara PS SIAK menjadi pemuncak grup dengan raihan 14 poin.
Seiring kegagalan lolos ke putaran kedua Divisi I Liga Indonesia, Bobby Nasution dikabarkan meninggalkan jabatannya sebagai manajer Medan Jaya. Sekarang, putra dari pebisnis besar Indonesia, Erwin Nasution, memilih fokus di bisnis properti dengan bergabung bersama Takke Group pada November 2016 lalu.
Penulis: Matheus Elmerio
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom