Baru-baru ini, data rahasia terkait nilai kekayaan para petinggi di dunia terbongkar usai dilakukan penyelidikan secara besar-besaran. Besaran uang yang dimiliki oleh pemilik bisnis terbesar dunia, kepala negara, tokoh politik, hiburan, dan juga olahraga dunia untuk menghindari pajak pun terkuak.
Melansir CNN (07/11/17), skandal pajak itu dinamakan dengan Paradise Papers, yang merupakan laporan investigasi berupa 13,4 juta dokumen yang bocor dari dua firma perusahaan cangkang luar negeri (offshore).
Beberapa tokoh dunia dan Indonesia pun tercatat di dalam dokumen itu, tidak terkecuali para petinggi dari dunia olahraga, tepatnya dari cabang olahraga sepakbola. Ada dua nama klub asal Liga Primer Inggris yang terseret dalam skandal pajak tersebut, yaitu Arsenal dan Everton.
Dalam laporan yang beredar, muncul dua topik utama yang dipertanyakan, yaitu mengenai pemilik The Toffees dan apakah aturan dari Liga Primer Inggris dilanggar atau tidak.
-Sebagaimana diketahui, sebagian besar saham kepemilikan Everton saat ini dipegang oleh Farhad Moshiri, yaitu 49,9 persen. Mengutip BBC (06/11/17), saham yang dimiliki Moshiri di The Toffees itu dibeli usai menjual saham yang dimiliki bersama The Gunners.
Namun, Paradise Papers menyingkap bahwa saham awal yang dimiliki Moshiri di Arsenal itu bukan berasal dari dana miliknya melainkan 'pemberian' dana dari Alisher Usmanov. Usmanov sendiri saat ini mempunyai sekitar 30,4 persen saham di Arsenal.
-Hal itu menyiratkan dugaan bahwa Usmanov mendanai pembelian saham Moshiri di Arsenal dan juga di Everton. Oleh sebab itu, pertanyaan pun muncul terkait apakah uang yang saat ini ada di Everton itu legal atau tidak, dan juga siapa sebenarnya yang menjadi pemilik Everton.
Selain itu, Liga Primer Inggris sendiri mempunyai aturan yang menyatakan bahwa seseorang dengan saham 10 persen atau lebih di satu klub tidak bisa mempunyai satu saham pun di klub lainnya. Jika melihat pada permasalahan kepemilikan klub itu, ada kemungkinan bahwa aturan di Liga Primer Inggris itu sendiri dilanggar.
Menurut laporan, Moshiri dan Usmanov bersama-sama membeli sekitar 14,58 persen saham di Arsenal pada 2007 lalu melalui perusahaan luar negeri bernama Red and White Holdings. Sayangnya, dokumen yang beredar memperlihatkan bahwa dana itu berasal dari perusahaan bernama Epion Holdings yang sejatinya merupakan perusahaan milik Usmanov.
"Dividen dari Gallagher Holdings (perusahaan milik Usmanov) kepada Alisher Usmanov yang kemudian memberikan dana kepada Moshiri yang pada gilirannya akan menanam modal di perusahaan itu. Sementara dana untuk Red and White berasal dari Epion Holdings Limited," bunyi isi dokumen.
Namun, pihak Moshiri pun membantah dugaan itu. Diakui bahwa dana awal memang berasal dari Epion. Tetapi dikatakan lebih lanjut bahwa Moshiri sudah membayarnya kembali kepada Usmanov. Selain itu, Moshiri juga membantah pernyataan bahwa uang yang diinvestasikan di Everton berasal dari rekannya itu.
"Tentu saja tidak. Tidak sama sekali. Itu berasal dari saya. Saya mempunyai 10 persen dengan cara konglomerat sebelum saya membeli Arsenal, itu uang saya," bantah pria berusia 62 itu, sebagaimana diberitakan Mirror (06/11/17).
"Sebuah hadiah menjadi milik Anda. Jika itu pinjaman, Anda berhutang uang kepadanya. Jika itu hadiah, itu menjadi milik Anda. Bukan keduanya karena saya membayar untuk itu," jelasnya.
Sementara itu, perwakilan hukum Moshiri turut menyatakan bahwa pihak Liga Primer Inggris sudah melakukan pemeriksaan, termasuk pendanaannya. Namun dari pihak Liga Primer Inggris sendiri mengumbar bahwa mereka tidak akan mengungkap informasi dan rahasia tentang klub ataupun perseorangan.