Perhelatan Liga 2 memang penuh dengan lika-liku. Bahkan meski sudah memasuki babak delapan besar, kasta kompetis level kedua di Indonesia ini dinilai penuh dengan intrik dan permainan.
PT Liga Indonesia Baru (LIB) mengaku perjalanan roda kompetisi Liga 2 memang penuh dengan tantangan. Bagi operator kompetisi ini banyak indikasi-indikasi yang sengaja untuk menghancurkan atau menghambat keberlangsungan Liga 2.
Tak tanggung-tanggung, Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi menilai perhelatan Liga 2 rentan akan permainan kotor. Baik dari perangkat pertandingan hingga banyaknya oknum-oknum yang menginginkan terjadinya keributan antar suporter.
Menanggapi hal ini,PT LIB selaku operator Liga tidak tutup terlinga. Melalui COO PT LIB, Tigor Shalom Boboy mereka pun berupaya untuk mengurangi akan hal-hal tersebut.
"Soal permainan, memang banyak permainan. Kita melihat memang banyak orang yang sengaja terjun untuk bermain di Liga 2," ucap Tigor saat ditemui INDOSPORT di kantornya di bilangan Jakarta, Rabu (01/11/17).
"Tapi kami upayakan untuk menekan hal itu di babak delapan besar. Terutama masalah wasit, kita akan terapkan sistem baru, mungkin baru akan kita umumkan H-1 siapa wasit yang akan bertugas," jelas dia.
Selain menerapkan sistem baru untuk pencegah permainan kotor. Pada babak delapan besar LIB pun menegaskan akan ada sanksi tegas bila ada oknum yang berupaya membuat kericuhan.
"Hukumannya kan kemarin pak Ketum bilang sudah tegas. Siapa yang berbuat ricuh akan dihentikan. Dalam artian klub yang berbuat yang ricuh akan di diskualifikasi," tutup dia.
Babak delapan besar Liga 2 sendiri akan dimulai pada 9 November mendatang di dua stadion berbeda. Stadion Wibawa Mukti, Cikarang akan menjadi arena pertarungan untuk Persis Solo, PSMS Medan, Kalteng Putra, dan Martapura FC. Sementara yang bermain di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi merupakan PSIS Semarang, PSPS Riau, PS Mojokerto Putra, Persebaya Surabaya.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom