Bundesliga

Jupp Heynckes, Pelatih Hebat Jerman yang Kalem

Sabtu, 7 Oktober 2017 15:48 WIB
Editor: Galih Prasetyo
© INDOSPORT
Jupp Heynckes resmi melatih Bayern Munchen. Copyright: © INDOSPORT
Jupp Heynckes resmi melatih Bayern Munchen.

Dikutip dari situs resmi klub, manajemen Bayern Munchen akhirnya menjatuhkan pilihan pada sosok lama untuk kembali melatih Thomas Muller cs setelah memecat pelatih Italia, Carlo Ancelotti beberapa waktu lalu. Sosok lama itu ialah Jupp Heynckes, pelatih yang sudah tiga kali melatih tim Bavarian tersebut. 

"Saya tidak akan kembali ke klub lain, tapi Bayern (Munchen) merupakan masalah yang sangat dekat dengan hati saya. Staf saya dan saya akan menginvestasikan semua yang kami miliki saat ini sehingga tim bisa menghadirkan sepakbola yang sukses kepada penggemar kami sesegera mungkin. Saya menanti-nanti tugas ini," ungkap mantan pelatih Real Madrid itu saat diperkenalkan manajemen klub seperti dikutip dari espnfc (07/10/17). 

Sejumlah fakta menarik soal Jupp Heynckes jadi pembahasan menarik untuk diketahui oleh para pembaca setia INDOSPORT. Berikut fakta dari sosk Jupp Heynckes yang bakal diprediksi bakal membawa Bayern Munchen kembali jadi klub disegani di Bundesliga musim ini: 

Tak Bisa Lepas dari Kampung Halaman

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Jupp Heynckes ialah putra asli Monchengladbach, ia adalah anak ke-9 dari 10 bersaudara. Sang ayah merupakan seorang pandai besi di kota kelahirannya tersebut. Sedari kecil Heynckes sebenarnya bercita-cita ingin menjadi seorang arsitek. Jalan hidup yang kemudian membuatnya malah menjadi seorang arsitek di lapangan hijau. 

Meski malang melintang dan jadi seorang legenda di sepakbola Jerman, Jupp Heynckes tetap tak pernah melupakan kampung halaman. Dikutip dari bundesliga.com (07/10/17) bersama sang istri, Irish, Heyckes diketahui tetap tinggal di daerah Monchengladbach, di sebuah peternakan kecil di wilayah Nordrhein-Westphalia. Di tempat tersebut, ia bertetangga dengan mantan rekannya, Gunter Netzer serta rumah dari kiper Barcelona, Marc Ander ter Stegen. 

© clickon.co
Jupp Heynckes saat masih bermain di Borussia Monchengladbach. Copyright: clickon.coJupp Heynckes saat masih bermain di Borussia Monchengladbach.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Sebagai pria yang lahir dari keluarga sederhana dan pekerja keras, Heynckes menjalani karier sepakbolanya dengan penuh tempaan. Saat masih jadi pemain, Heynckes memulainya dari akademi sepabola Borussia Monchengladbach. Hingga akhirnya ia promosi ke tim senior pada 1963. Berposisi sebagai striker, karier Heynckes di Borussia Monchengladbach cukup sukses, hingga 1967, ia menorehkan 50 gol dari 84 caps. Torehan ini yang membuatnya dilirik oleh Hannover 96 pada 1967 dan berkarier hingga 1970. Seperti disebut diatas bahwa sosok Heynckes merupakan orang yang tak bisa lepas dari kampung halaman, lepas dari Hannover 96, ia memilih kembali ke Monchengladbach dan menghabiskan kariernya sebagai pemain di sana. 

Hanya membela dua klub

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Jupp Heynckes memang dianggap pelatih hebat di Jerman. Namun seperti tersebut di pembahasan sebelumnya, selama jadi pemain ia hanya membela dua klub saja, Borussia Monchengladbach dan Hannover 96. Meski bermain hanya di dua klub, untuk urusan mencetak gol, Heynckes terbilang banyak. Dari data whoscored.com (07/10/17), selama berkarier di dua klub tersebut dari 1963 hingga gantung sepatu pada 1978, ia menorehkan 243 gol dari 394 penampilan. 

Torehan ini yang membuatnya jadi pesepakbola dengan jumlah gol terbanyak ketiga di Bundesliga di bawah Gerd Muller dan eks pemain Schalke 04, Klaus Fischer. Menariknya meski ia hanya bermain di dua klub saja, Heynckes mengantongi sejumlah gelar bergengsi saat masih jadi pemain diantaranya, gelar Piala UEFA pada 1974/75, gelar juara Bundesliga sebanyak 4 kali, DFB Pokal, hingga gelar Piala Dunia 1974. 

© INDOSPORT
Jupp Heynckes dengan empat gelar yang ia persembahkan di musim terakhirnya melatih Munchen. Copyright: INDOSPORTJupp Heynckes dengan empat gelar yang ia persembahkan di musim terakhirnya melatih Munchen.

Saat memulai kariernya sebagai pelatih, tim kampung halaman jadi tempatnya meracik taktik. Saat itu ia masih jadi seorang asisten pelatih di Monchengladbach pada 1979. Tak sampai semusim, ia langsung diangkat jadi pelatih kepala. Setelah sempat melatih Bayern Munchen, pada 1991 ia memutuskan untuk hengkang dari Jerman dan coba peruntungan di Athletic Bilbao. Di Bilboa ia menghambiskan waktu selama dua tahun. Setelah sempat melatih klub kecil, Tenerife, Real Madrid lalu meminangnya. 

Meski hanya semusim di Real Madrid, ia sukses meraih gelar Liga Champions. Ia baru kembali ke Bayern Munchen pada 2009 silam dan menjabat sebagai caretaker. Baru pada 2011 hingga 2013, ia kembali menjadi pelatih Munchen dan kembali torehkan hasil gemilang, membawa Bavarian juara Liga Champions 2012/13. 

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom
316