Kebingungan terjadi tatkala Madura United didapuk menjadi juara paruh musim Gojek Traveloka Liga 1 tahun 2017, bukannya Bali United. Ternyata hal ini memang sudah sesuai regulasi yang ditetapkan oleh otoritas sepakbola nasional, yakni PSSI dan operatornya, PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Dua tim tersebut, yakni Bali United dan Madura United, memiliki poin yang sama, 32 poin. Namun Bali United harus mengakui keunggulan Sappe Kerab meski unggul soal agresivitas gol.
Ya, Bali United unggul selisih gol mencapai 14. Sementara Madura United kalah dengan torehan 13 gol.
Ternyata, memang bukan selisih gol atau agresivitas gol yang menjadi acuan pertama dalam menentukan posisi di klasemen.
Liga 1 kali ini menerapkan head to head jika ada tim yang memiliki poin sama. Jika belum bertemu, baru pakai selisih gol.
Bali United tumbang 0-2 dari Madura United di pekan pertama, sehingga walaupun poinnya sama dan unggul agresivitas gol, anak asuh Gomes de Olivera berhak menyandang status gelar juara paruh musim.
Nantinya, andai Bali United membalas kekalahan dengan skor sama, yakni 2-0 juga di pertemuan kedua, barulah diterapkan sistem selisih gol.
Sistem ini memang berbeda dengan Liga Super Indonesia (ISL), di mana selsisih gol menjadi acuan utama. Liga 1 memprioritaskan sebaliknya, yakni head to head, seperti tertuang pada Pasal 15 tentang Sistem Kompetisi.
Ada pun sistem seperti ini juga diterapkan oleh PSSI-nya Spanyol, RFEF. La Liga memilih head to head sebagai prioritas.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom