Persis Solo melayangkan surat protes kepada Komisi Disiplin (Komdis) PSSI terkait kericuhan yang terjadi saat tim tersebut bertandang ke Stadion Taruna, Sragen Minggu (30/04/17) sore. Persis Solo melayangkan protes karena merasa dirugikan oleh wasit dan juga panitia penyelenggara pertandingan.

CEO Persis Solo Bimo Putranto mengatakan surat protes dilayangkan pada Selasa (02/05/17). Dalam surat yang dikirimkan itu Persis Solo memprotes wasit Bambang Sutiono yang memimpin pertandingan.

Menurut Bimo, wasit sangat tidak profesional. Banyak keputusan yang salah diambil oleh wasit tersebut hingga merugikan tim Persis Solo. Salah satu keputusan yang paling kontroversial adalah ketika penjaga gawang Sragen United Andi Setiawan menendang pemain Persis Solo, Dedi Cahyono hingga pingsan.

Saat itu penjaga gawang tidak diberi teguran maupun kartu, padahal Dedi harus mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit.

Tidak hanya itu saja saat kericuhan terjadi pemain pengganti Hendri Aprilianto masuk ke tengah lapangan dan berkelahi dengan pemain Sragen United.

Namun Hendri juga tidak mendapatkan teguran, sedangkan pemain pengganti lainnya, Andrianto Ariza justru mendapatkan kartu merah padahal dirinya tidak melakukan apa-apa.

"Harusnya wasit bisa memimpin secara profesional namun kenyataannya berbeda makanya kami laporkan ke komdis peserta video pendukungnya," ucapnya.

Pihaknya juga menggugat panpel Sragen United yang dinilai tidak bisa menyelenggarakan pertandingan dengan baik. Menurutnya Stadion Taruna, Sragen sebenarnya tidak siap untuk menggelar pertandingan. Namun justru dipaksakan yang akhirnya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Harapannya Persis, surat yang dilayangkan tersebut bisa ditanggapi segera oleh komdis PSSI. Sehingga nantinya bisa diambil tindakan lebih lanjut terkait kerugian yang diterima oleh Persis Solo akibat laga Derby Soloraya itu.