Sang fenomena, Ronaldo Lima, merupakan pesepakbola terbaik di eranya. Hari ini 14 tahun yang lalu, atau tepatnya di leg dua perempatfinal Liga Champions, bertempat di Old Trafford, ia mencetak tiga gol yang pupuskan harapan Manchester United untuk melaju ke babak semifinal.
Kalah 1-3 di pertemuan pertama membuat manajer Man United kala itu, Sir Alex Ferguson bermain menyerang dan lepas guna kejar ketertinggalan. Namun sepertinya ia lupa kalau El Real memiliki mesin gol yang tak bisa berhenti melesakkan gol.
Memasang dua bomber sekaligus, yakni Ruud van Nistelrooy dan Ole Gunnar Solsksjaer, Setan Merah langsung dibuat lemas berkat gol Ronaldo di menit ke-12. Rutje memang sanggup samakan kedudukan menjadi 1-1 jelang babak pertama usai, namun lagi-lagi Ronaldo melesakkan gol keduanya di menit 50.
Ivan Helguera sempat melakukan gol bunuh diri yang membuat skor menjadi 2-2, tapi Ronaldo menjadi momok usai untuk ketiga kalinya, pahlawan Tim Nasional Brasil itu mencetak gol pamungkasnya di menit 59. David Beckham pada akhirnya sanggup memborong dua gol tambahan, tapi kemenangan 4-3 tak mampu mengalahkan agregat 6-5 bagi Los Blancos.
-Menit 67, Il Phenomenon ditarik keluar dan digantikan oleh Santiago Solari. Siapa yang sangka, alih-alih mendapatkan cemoohan dari suporter tuan rumah, ia justru diberi standing applause dan tepuk tangan meriah dari fans di Old Trafford.
Beberapa media menganggap tiga gol Ronaldo membunuh harapan Man United untuk menjuarai Liga Champions. The Guardian adalah salah satu contohnya. Mereka merasa kalau Ronaldo benar-benar mengajarkan bagaimana caranya menguras tenaga secara perlahan namun fatal.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom