Esti merupakan istri dari pesepakbola asal Argentina yang juga bermain di Indonesia yakni Carlos Raul Sciucatti. Esti juga merupakan seorang pengusaha sukses yang bergerak di bidang interrior dan properti yang ada di Indonesia.
Meski terlahir sebagai seorang wanita, kecintaannya terhadap sepakbola tidak perlu diragukan lagi. Dia tidak pernah canggung mengurusi tim yang ia miliki, meskipun pecinta olahraga itu mayoritas adalah laki-laki.
Inilah ihwal perkenalannya saat mulai masuk ke dunia sepakbola Indonesia pada pertengahan 2016 lalu. Saat itu dia membeli saham mayoritas klub asal Jepara dari pemilik sebelumnya yakni M. Said Basalamah.
Salah satu alasan Esti memilih berinvestasi di Persijap diakuinya karena faktor historis. Selain itu, klub berjuluk Laskar Kalinyamat ini menjadi klub pertama yang menawarkan kerja sama dengannya.
"Persijap punya nilai histori yang panjang bagi saya, suami juga pernah main di sana, selain itu yang memasukkan penawaran saham paling pertama Persijap, mulai dari 50 persen hingga kini 80 persen," kata Esti kepada INDOSPORT.
Menariknya, Esti mengenal Jepara karena usahanya yang sebagian besar berhubungan dengan ukir kayu khas daerah tersebut. Pasalnya, perempuan pengusaha ini merupakan sosok kelahiran Sukabumi, Jawa Barat.
Esti juga tidak segan-segan untuk turun langsung ke lapangan dan ikut berpanas-panasan ketika anak asuhnya belatih. Selain itu dia juga selalu setia mendampingi dan memberi support kepada anak asuhnya saat menjalani pertandingan.
Selain memberikan dukungan fisik, ia juga tidak pelit dalam memberikan dukungan finansial kepada tim. Untuk urusan kontrak dan gaji para pemain, dia juga mengaku mengucurkan dana yang tidak sedikit.
Bahkan dia juga dikenal sebagai sosok yang tidak pelit untuk menaikkan gaji para pemain yang dinilai mempunyai kontribusi lebih untuk tim.Tidak hanya itu saja, beberapa waktu yang lalu ia juga belajar ke sejumlah tim raksasa Eropa tentang manajemen tim, kepelatihan dan juga pemain.
"Saya tertarik mengelola sepakbola karena suami saya dulu mengalami banyak masalah di sepakbola, tidak dibayar, KITAS tidak diurus, cedera tidak diganti dan ini yang saya mau benahi," kata Esti.
Hasil belajar itu kemudian dibawa pulang ke Indonesia untuk diterapkan di tim yang dia miliki. Semua hal tersebut dilakukan oleh Esti, semata-mata agar tim yang ia kelola menjadi lebih bagus dan lebih profesional dibandingkan sebelum-sebelumnya. Sehingga nantinya mereka bisa menyajikan permainan yang bagus dan apik untuk ditonton bagi para penikmat sepakbola di Indonesia.
“Semua pikiran sudah kita curahkan, termasuk kita kucurkan dana untuk tim demi menuju sepakbola modern,” ucapnya.
Kecintaannya terhadap sepakbola juga ditunjukkan oleh mojang Sukabumi itu dengan membentuk tim Persijap Junior dan Persijap Kartini. Tim Persijap Kartini merupakan tim yang dibentuk untuk membina para pemain sepakbola wanita yang berbakat baik dari Jepara ataupun dari berbagai daerah lain di Indonesia.
Tim itu digembleng dengan pelatih dan manajemen yang profesional layaknya dengan sepakbola pria dengan pengawasan langsung darinya. Dibangunnya tim sepakbola wanita itu didasari oleh minimnya pembinaan terhadap para pemain wanita di Indonesia.
Padahal Esti menilai jika dikelola dengan baik, sepakbola wanita juga bisa menelurkan prestasi yang nantinya tidak hanya mengharumkan nama tim, namun juga mengharumkan nama negara.
Beberapa kali Esti juga mendorong kepada PSSI untuk menyelenggarakan kompetisi berupa liga bagi tim sepakbola wanita di Indonesia. Terakhir dorongan itu dilakukan saat manager meeting Liga 2 di Makostrad, Kamis (30/03/17) sore.
“Coba semua tim sepakbola di indonesia memiliki tim wanita, pastinya atlet sepakbola yang dimiliki akan meningkat dua kali lipat,” tegasnya.
Esti mendorong agar tim-tim Liga 1 yang diberi subsidi kompetisi sebesar Rp7,5 miliar untuk membangun tim wanita dan membentuk kompetisi baru yang berkelanjutan.
“Saya sampaikan langsung ke Ketua Umum PSSI terkait pembentukan tim wanita, kita saja yang berasal dari Liga 2 bisa membangun tim wanita, kenapa yang dari Liga 1 tidak bisa,” kata Esti.
Semua dorongan yang diberikannya tersebut semata-mata dilakukan demi persepakbolaan Indonesia lebih baik. Ia berharap dengan adanya dua kompetisi sekaligus, baik pria maupun wanita, pastinya akan berdampak positif.
Esti berharap ke depan akan lahir bibit-bibit baru yang bisa membawa Indonesia berkibar di mata dunia.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom