Media Officer Persipura Jayapura, Bento Manubun menjelaskan situasi masyarakat Papua memanas usai laga Persipura kontra Pahang FA gagal digelar karena alasan keimigrasian. Menurutnya, masyarakat melakukan aksi anarkis untuk melampiaskan kekecewaan mereka.
"Saya menyampaikan aspirasi yang sedang memanas di kota Jayapura, dimana sekarang suporter mengepung DPR dan kantor Imigrasi di Jayapura. Mereka juga mengancam akan membakar sarana olahraga milik pemerintahan," kata Bento usai Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi X DPR RI.
"Sekarng sudah kacau, sepakbola lebih bergerak ke arah politik, bukan olahraga. Dimana mana bendera Papua Merdeka dikibarkan. Kenapa Persib bisa bermain, akan tetapi Persipura tidak?," lanjutnya.
Dia melanjutkan, kegagalan laga Persipura kontra Pahang FA telah menegaskan ksentimen kedaerahan dan perpecahan di masyarakat Papua. Jika semula masyarakat Papua dan pecinta Persipura menyesalkan terhentinya ISL, kini mereka dikecewakan dengan tak bisa tampil di AFC
"Tuntutan mereka berubah sekarang, mereka mencoret semua jalan di kota Papua dengan tulisan AFC NO, ISL NO, QNB NO, Pasifik Yes," ucap Bento sambil menunjukkan foto kepada awak media.
Ketua komisi X DPR RI, Teuku Riefky Harsya, juga menyesalkan gagalnya pertandingan tersebut. Padahal, kata dia, masyarakat menginginkan sepakbola Indonesia semakin maju.
"Disini ada sebuah klub, yaitu Persipura yang mempunyai peluang untuk melangkah ke prestasi terbaik di AFC, dan harus terkendala karena sesuatu hal yang sebenarnya tidak mesti terjadi," ucap Riefky.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom