INDOSPORT.COM - Perhelatan J1 League 2023 kini telah usai, meninggalkan berbagai cerita tak terlupakan yang mungkin tak akan terulang.
Tangis, tawa, duka, dan drama menjadi warna di seluruh sudut stadion Negeri Sakura, menjadikan petualangan musim ini seperti mimpi indah yang tiada akhirnya.
Musim ini adalah akhir sebuah era, musim ini jadi musim terakhir J1 League berisi 18 tim. Mulai musim depan, akan ada 20 tim yang bersaing di kasta teratas Liga Jepang.
Artinya, hanya ada satu tim yang terdegradasi musim ini. Yokohama FC jadi korbannya. Musim depan akan ada tiga tim yang menggantikan J2 League untuk menggenapkan kuota tim menjadi 20: Machida Zelvia, Jubilo Iwata, dan Tokyo Verdy.
-Musim ini juga jadi akhir rentetan wakil Prefektur Shizuoka selalu menghuni J1 League, Shimizu S-Pulse dan Jubilo Iwata terdegradasi musim sebelumnya, membuat ini jadi musim pertama J1 League tanpa wakil dari Shizuoka.
Tidak lengkap sebuah kompetisi sepak bola tanpa kejutan, dan J1 League penuh akan hal itu. Banyak pertandingan yang berakhir dengan skor tak terduga.
-Tim promosi, Albirex Niigata, sempat menang lawan tim-tim kuat seperti Yokohama F. Marinos dan Kawasaki Frontale di awal musim.
Begitu juga saat Kawasaki Frontale dan Gamba Osaka harus terseok-seok di awal musim, membuat keduanya harus puas finis di papan tengah.
Seperti kehidupan, ada yang selalu datang, dan ada yang selalu mengucapkan selamat tinggal. Tengah musim ini, J1 League harus mengucapkan sayonara pada dua bintang terbesar mereka.
Andres Iniesta yang menjadi mercusuar Vissel Kobe sejak 2018 lalu memutuskan hengkang, meninggalkan berbagai kenangan magis yang menghiasi ruang-ruang Liga Jepang dalam lima tahun terakhir.
Penyihir asal Semenanjung Iberia itu pergi usai tampil 134 kali untuk Vissel Kobe di semua ajang, mencatat 26 gol dan 25 assist.
Kedua, J1 League juga harus kehilangan Chanathip Songkrasin yang kembali ke Thailand, setelah enam tahun lebih membela panji Hokkaido Consadole Sapporo dan Kawasaki Frontale.
Di lapangan, persaingan paling panas antar-pemain terjadi antara Yuya Osako dari Vissel Kobe dan Anderson Lopes dari Yokohama F. Marinos.
Keduanya memang sedang panas-panasnya musim ini, bersaing dan saling sikut setiap pekan di daftar terbaik pencetak gol terbanyak musim ini.
Anderson Lopes musim ini semakin matang, penyerang asal Brasil itu selalu berhasil meningkatkan jumlah golnya setiap musim bersama Marinos.
Di sisi lain, kebintangan dan pengalaman dari Eropa milik Yuya Osako yang pernah bermain bersama FC Koln dan Werder Bremen di Liga Jerman juga tak mau kalah. Keduanya berhasil mencetak 22 gol dan berbagi gelar top skor J1 League musim ini.
Puncak gelaran J1 League musim ini terjadi di pekan ke-33, akhir bulan November lalu. Pekan itu, Yokohama F. Marinos hanya bisa bermain imbang 0-0 melawan Albirex Niigata.
Hal ini dimanfaatkan Vissel Kobe yang berhasil menang 2-1 lawan Nagoya Grampus, kemenangan yang memastikan Vissel Kobe resmi jadi juara J1 League musim ini.
Ini adalah sebuah sejarah, bagi Vissel Kobe, juga bagi J1 League. Pelatih Takayuki Yoshida mampu membawa Vissel Kobe meraih gelar kasta teratas Liga Jepang pertama mereka sepanjang sejarah, sejak klub ini didirikan pada tahun 1966 lalu.
Yuya Osako, Yoshinori Muto, Ryo Hatsuse, Daiya Maekawa, hingga kapten tim Hotaru Yamaguchi menjadi beberapa pemain kunci yang hampir tak tergantikan sepanjang musim.
Bagi J1 League, ini jadi kali pertama sejak 2016 tim selain Kawasaki Frontale dan Yokohama F. Marinos mampu menjadi juara.
Ini juga kali pertama sejak Gamba Osaka juara pada 2014 lalu ada tim dari Keihanshin yang mampu juara J1 League dan Vissel Kobe merupakan tim pertama asal Prefektur Hyogo yang mampu menjadi tim terbaik di J1 League.
Kini, panggung pertunjukan sudah resmi ditutup dan kita harus menunggu sampai musim depan untuk kembali melihat aksi-aksi ciamik dari Negeri Matahari Terbit.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom