Greysia Polii Blak-blakan soal Skandal Olimpiade 2012
INDOSPORT.COM - Mantan atlet bulutangkis Indonesia, Greysia Polii, buka suara soal skandal yang pernah terjadi di ajang Olimpiade 2012 silam.
Ajang Olimpiade 2012 yang bertempat di London, Inggris, menjadi momen terburuk bagi sektor bulutangkis. Greysia Polii dan sejumlah atlet lain dinilai tidak sportif dalam bermain.
Sampai akhirnya, delapan pemain bulutangkis harus didiskualifikasi lantaran dianggap tidak mengikuti aturan sportivitas dalam kejuaraan tersebut.
Greysia Polii lantas membuka suara terkait insiden itu dalam akun Instagram Menembus Garis Batas. Greysia membahas tentang kurangnya dukungan yang ia terima setelah Olimpiade 2012.
"Di tahun 2012 sehabis Olimpiade London, aku merasa support system itu ngga ada buat aku sama sekali," buka sang atlet.
"Gue jadi mengerti bahwa ketika kita lagi di atas, banyak orang support kita. Tetapi, kita ngga tahu apakah support itu dari hati yang tulus atau tidak."
"Kita akan jadi tahu, sewaktu kita lagi di bawah, atau kita lagi kalah. Mana orang yang pada akhirnya, perkataan mereka menyudutkan. Nah, itu yang gue alamin waktu gue lagi merasakan keterpurukan di 2012 itu."
"Kita harus menemukan kegagalan kita dulu atau keterpurukan kita harus di bawah dulu. Sehingga, kita bisa tahu dan tes, mana orang-orang yang betul-betul ada buat kita, yang support kita setulus apa."
"Dari hal itu, aku merasa bahwa masih ada sedikit sekali, mungkin dari yang sebelumnya aku punya 10 teman, tiba-tiba aku cuma punya satu teman yang support aku dengan tulus. Yang sembilan itu meninggalkan aku."
Jadi, hal itu yang membuat aku harus belajar bahwa kita harus memilih orang-orang sekitar kita," pungkasnya.
1. Skandal Olimpiade 2012 London
Olimpiade London 2012 bisa disebut ajang olah raga antarnegara terburuk untuk bulutangkis Indonesia. Sebab, untuk pertama kalinya bulutangkis Indonesia tak bisa membawa pulang medali ke Tanah Air.
Olimpiade 2012 itu juga menyeret Indonesia dalam skandal bulutangkis yang memalukan, yang akhirnya membuat delapan pemain didiskualifikasi karena dianggap tidak sportif.
Delapan pemain itu adalah ganda putri China, Yu Yang/Wang Xiaoli; pasangan Korea Selatan, Jung Kyung-eun/Kim Ha-na dan Ha Jung-eun/Kim Min-jung; serta ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Meiliana Jauhari.
Mereka dianggap sengaja mengalah dari lawannya di pertandingan terakhir fase grup, demi menghadapi lawan yang mudah di fase gugur dan juga agar tak saling berhadapan dengan perwakilan senegaranya.
Salah satu contoh skandal ini adalah Greysia Polii/ Meiliana Jauhari vs Ha Jung-eun/Kim Min-jung. Kedua pasangan tampak sengaja mengarahkan shuttlecock agar menyangkut di net, bahkan pertandingan sempat dihentikan oleh wasit sebanyak empat kali.
Setelahnya, wasit yang bernama Torsten Berg itu juga mengeluarkan kartu hitam bagi kedua pasangan, yang berarti mereka didiskualifikasi dan tidak dapat melanjutkan perjuangan di London.
Para pemain dianggap telah melanggar Code of Conduct pasal 4.5 dengan tidak bersungguh-sungguh untuk berusaha memenangkan pertandingan, dan pasal 4.16 yang terkait penghinaan dan perusakan reputasi bulu tangkis.
Kedua kubu langsung memprotes keputusan wasit serta mencoba mendiskusikan hal ini. Hasilnya, wasit kembali melanjutkan pertandingan dan kedua pasangan mulai bermain dengan serius.
Sayangnya, hasilnya Greysia Polii/Meiliana Jauhari menelan kekalahan dalam skor akhir, 14-21 dan 12-21. Hasil ini membuat mereka hanya menjadi runner-up Grup C.