Makin Panas! Viktor Axelsen Serang Balik Bongkar Isi Laporan Keuangan BWF
INDOSPORT.COM - Perselisihan antara Viktor Axelsen dengan BWF terus memanas. Tunggal putra asal Denmark itu kini membongkar isi laporan keuangan induk bulutangkis dunia di media sosial.
Melalui akun Twitter-nya pada Jumat (14/07/23), Viktor Axelsen menanggapi pernyataan singkat BWF yang memojokkan dirinya setelah menagih uang hadiah turnamen bulutangkis.
Tunggal putra nomor 1 dunia tersebut mengklaim BWF tidak dapat berlaku adil dengan menjatuhkannya denda karena absen dari turnamen tanpa memberikan uang hadiah terlebih dulu kepada pemain.
Yang menjadi perhatian Viktor Axelsen, tindakan BWF sangat merugikan para pebulutangkis independen karena berangkat ke turnamen dengan biaya sendiri meski anggaran terbatas.
Bukan hanya itu, Axelsen juga meminta BWF memberikan bukti nyata bahwa dirinya sudah bersalah hanya karena sudah meminta uang hadiah yang terlambat dibayarkan.
“Bagian mana yang salah?,” demikian tulis Axelsen mengawali cuitan panjangnya ditujukan untuk BWF.
“Saya mengerti bahwa kami memiliki kewajiban dan itu baik-baik saja, saya sendiri mempromosikan olahraga ini, tetapi membuat para atlet bepergian dengan biaya sendiri, meskipun cedera, apakah itu adil?”
“Saya tidak hanya berbicara tentang diri saya sendiri, tetapi untuk beberapa pemain, anggaran terbatas dan harus bepergian dengan biaya sendiri tanpa ikut serta dalam turnamen merupakan pukulan besar bagi anggaran tahunan mereka yang bisa ketat dengan semua turnamen."
"Jika itu yang Anda inginkan, baiklah. Tapi jangan beritahu saya bahwa kesejahteraan pemain adalah yang paling penting bagi Anda. Jika demikian, Anda akan berinvestasi dalam tiket pesawat dan hotel 1-2 hari untuk para atlet yang wajib melakukan promosi,” sambung Axelsen.
Menurut Jawara Malaysia Open dan Indonesia Open 2023 ini, tanggapan dari BWF yang dia terima belum lama ini tidak menjawab pertanyaan alasan BWF menunda pembayaran uang hadiah.
Padahal seandainya uang hadiah belum dibayarkan oleh anggota federasi, BWF bisa menggunakan anggaran mereka terlebih dulu untuk memenuhi kewajibannya itu.
1. BWF Punya Dana Berlimpah
Axelsen lantas menunjukkan bukti BWF sebenarnya memiliki dana cukup untuk mengakomodasi hadiah para pemain sampai anggota federasi menyerahkan hadiah sesuai tenggat waktu.
“Kedua, masalah hadiah uang. Jika saya salah bahwa hadiah uang sering tertunda, beri kami bukti bahwa saya salah? Saya mengerti ini seperti ini: 1) penyelenggara membayar hadiah uang kepada BWF; 2) BWF membayar ke federasi, 3) Federasi membayar kepada pemain,” sambung Axelsen.
“Saya juga memahami bahwa transfer ke luar negeri dapat memakan waktu beberapa hari, tetapi itu tidak menjelaskan beberapa penundaan pembayaran selain beberapa tahun terakhir.”
“Jika kesejahteraan atlet sangat penting bagi Anda, mengapa BWF tidak memastikan bahwa atlet memberikan hadiah uang terlebih dulu, bahkan jika Anda belum menerima uang dari penyelenggara? Mungkinkah masalah atlet bahwa uang kadang-kadang tertunda dari penyelenggara?”
“Saya melihat laporan tahunan Anda dan seperti yang saya lihat, Anda memiliki modal lebih dari cukup untuk memastikan atlet mendapatkan uang hadiah tepat waktu?” Axelsen menutup pesannya tersebut.
Sebelumnya, BWF memang sudah memberikan tanggapan atas keluhan yang dilayangkan Axelsen soal pihaknya selalu terlambat pengiriman uang hadiah turnamen.
Keluhan tersebut berbarengan saat tunggal putra no.1 ranking BWF itu memberi tahu bahwa dirinya dikenai denda sebesar 5.000 dolar AS oleh BWF karena absen di Singapore Open 2023.
Federasi mengklaim Axelsen sudah kelewatan karena asal menuduh dengan menggarisbawahi bahwa kesejahteraan pemain sangat penting bagi BWF.
BWF menganggap keluhan Axelsen di luar konteks karena sang pemain dijatuhi denda usai absen di Singapore Open tetapi malah memperkeruh suasana dengan menagih uang hadiah Indonesia Open.
Sementara itu, panitia Indonesia Open dalam hal ini PBSI mengklarifikasi bahwa pihaknya sudah mengirimkan uang hadiah kepada BWF pada 5 Juli, lebih cepat dari tenggat waktu 10 Juli.