Malaysia Berguru ke Thailand demi Cetak ‘Titisan’ Ratchanok, Ancaman buat Indonesia?
INDOSPORT.COM – Malaysia tampaknya mulai berguru ke Thailand soal bagaimana menghasilkan pemain tunggal putri top dunia seperti Ratchanok Intanon. Apakah ini bakal jadi ancaman untuk Indonesia?
Thailand, sebagai negara, Asia Tenggara, mampu menghasilkan pemain tunggal putri kelas dunia. Pencapaian para atlet di sektor ini pun bisa melampui dua tetangganya, Indonesia dan Malaysia.
Negeri Gajah Putih tersebut tercatat memiliki dua pemain yang menduduki 10 besar peringkat dunia, yakni mantan juara dunia Ratchanok Intanon (no 7) dan Pornpawee Chochuwong (No 8).
Pemain Thailand lainnya, yakni Busanan Ongbamrungphan yang kini mulai menyusul dibelakang mereka dengan menempati peringkat 12 dunia.
Pencapaian tiga tunggal putri Thailand tersebut menjadi sorotan media di Malaysia, The Star, yang meminta negaranya mengambil satu atau dua hal dari tetangga mereka itu.
“Thailand telah menetapkan standar tinggi dalam hal memproduksi pemain tunggal putri kelas dunia dan Malaysia mungkin bisa belajar satu atau dua hal dari tetangga utara mereka,” tulis The Star.
“Malaysia belum pernah memiliki sejarah menghasilkan pemain tunggal putri papan atas kecuali beberapa, kurangnya kualitas saat ini mengkhawatirkan,” media ini.
Dipahami. Tunggal putri Malaysia masih jauh dari harapan. Goh Jin Wei yang merupakan tunggal putri terbaik nasional hanya menduduki posisi 44 dunia, disusul Kisona Selvaduray di no 46 dunia.
Selain itu, tunggal putri terbaik nomor tiga Malaysia dihuni oleh Soniia Cheah yang masih terdampak di posisi 66 dunia dalam ranking BWF terbaru per 4 Oktober 2022.
“Tapi Malaysia bisa melihat ke Thailand untuk inspirasi,” lanjut media ini yang kemudian memaparkan pernyataan Busanan soal gaya pelatihan di Thailand.
1. Malaysia Kagumi Sistem Pelatihan Thailand
Busanan, yang menjuarai India Open 2022, mengatakan persaingan tunggal putri di Thailand sangat ketat. Namun, sosok Ratchanok Intanon sejauh ini masih jadi inspirasi di negaranya, termasuk dirinya.
“Kami memiliki persaingan yang sangat ketat di antara kami dengan Ratchanok, Pornpawee, dan saya saling mendorong. Ratchanok adalah pemain Thailand pertama yang menjadi juara dunia dan merupakan inspirasi besar bagi kita semua,” kata atlet berusia 26 tahun tersebut.
Selain sistem pelatihan yang berkualitas, Thailand menghargai para pemain yang memutuskan tidak berlatih di pelatihan nasional (pelatnas).
Menjalani latihan terpisah di sejumlah klub berbeda, menurut Busanan, cara ini membuat para pemain memiliki program latihan dirancang khusus untuk membantu mereka berprestasi.
“Saya merasa sistem negara kami sangat bagus dan kami juga memiliki pelatih yang bagus,” jelas Busanan.
“Masing-masing dari kami juga berlatih di klub yang berbeda alih-alih bersama sepanjang waktu. Saya berlatih di Bang Pho Club dan Ratchanok berlatih di Sekolah Bulu Tangkis Banthongyord. Saya pikir ini membuat kami lebih baik karena kami memiliki program pelatihan individu yang dirancang khusus untuk membantu kami,” jelasnya.
Busanan sendiri telah memilih untuk meninggalkan Asosiasi Bulu Tangkis Thailand (BAT) pada Mei 2022 untuk menjadi pemain independen untuk Sena Bangkok Club.
Keputusan ini membuat Busanan bebas memilih turnamen mana yang lebih baik yang bisa dia ikuti dan bebas memutuskan mitra sparringnya sendiri.
Jika Malaysia benar-benar mengadaptasi cara pelatihan Thailand di sektor tunggal putri ini, mungkinkan Negeri Jiran itu bakal mampu menciptakan Ratchanok Intanon versi mereka sendiri?
Tentunya, hal ini juga menjadi ancaman Indonesia, yang maan sektor tunggal putri saat ini masih menjadi misteri yang belum berhasil dipecahkan oleh PBSI.
Status tunggal putri terbaik Indonesia masih dipegang oleh juara dunia junior 2017, Gregoria Mariska. Namun sejak beralih ke level senior, Gregoria belum berhasil memenangkan gelar bergengsi.
Gregoria Mariska saat ini menduduki peringkat 22 dunia, disusul Putri Kusuma Wardani (38), Ruselli Hartawan (51), dan Komang Ayu Cahya Dewi (73).
2. Flashback Kejuaraan Dunia Junior di Yogyakarta: Gregoria Mariska Juara
Mengenang kembali momen Gergoria Mariska Tunjung berhasil menjadi juara dalam ajang BWF World Junior Championship 2017, yang digelar pada 16-22 Oktober.
Sementara pebulutangkis Korea Selatan, An Se-young alami nasib tragis karena tiersingkir di babak empat ajang Kejuaraan Dunia Junior 2017 yang tersaji di GOR Amongrogo, Yogyakarta.
Dalam ajang tersebut, sekaligus Indonesia berhasil menjadi juara umum ajang BWF World Junior Championship 2017.
Hal tersebut terjadi lantaran tim junior Indonesia berhasil mengoleksi dua medali emas, 2 medali perak, dan satu medali.
Selain itu, pebulutangkis Indonesia di sektor tunggal putri, Gregoria Mariska mampu tampil apik karena mengalahkan wakil China di partai final.
Baca selengkapnya: Flashback Kejuaraan Dunia Junior di Yogyakarta: Gregoria Mariska Juara, An Se-young Bernasib Tragis