3 Fakta Fajr Iran International Challenge, Turnamen Bulutangkis Paling Unik di Dunia
INDOSPORT.COM - Berikut beberapa fakta menarik tentang kompetisi Fajr Iran International Challenge, yakni sebuah turnamen bulutangkis yang bisa dibilang paling unik di dunia.
Melansir dari laman bwf.tournamentsoftware, diebutkan jika Fajr Iran International Challenge merupakan salah satu agenda bulutangkis BWF yang bakal diselenggarakan pada bulan Februari mendatang.
Karena bersifat resmi, maka beberapa pebulutangkis dunia pun kemungkinan bakal tampil di ajang ini. Namun jika melihat kondisi negara Iran terkini, tampaknya bakal banyak atlet yang memilih absen.
Pasalnya perpolitikan Iran saat ini tengah dalam situasi panas, bahkan banyak pengamat menilai jika negara di kawasan Asia Barat Daya tersebut bakal memulai perang dunia ketiga akibat ketegangan dengan Amerika Serikat.
Bahkan BWF sendiri meminta para pemain yang ingin tampil di ajang ini, mempertimbangkan saran dari otoritas nasional untuk tidak melakukan perjalanan ke Iran alias membatalkan tampil di Fajr Iran International Challenge.
Selain itu, BWF memutuskan bahwa poin yang diberikan dalam turnamen ini (jika dipaksakan tetap bergulir), tidak akan dipertimbangkan dalam poin yang digunakan untuk kualifikasi Olimpiade.
Selain fakta bahwa kompetisi Fajr Iran International Challenge saat ini tengah dalam kondisi menggantung, terdapat beberapa catatan menarik lain tentang turnamen bulutangkis yang telah bergulir sejak 1991 ini.
Lebih lengkapnya berikut INDOSPORT coba merangkum dan mengulas, fakta Fajr Iran International Challenge sebagai turnamen bulutangkis terunik di dunia.
Tidak Ada Ganda Campuran
Karena berlokasi di negara yang mayoritas beragama Islam, maka kompetisi bulutangkis negara ini meniadakan nomor ganda campuran lantaran pasangan yang tidak sah (suami-istri) dilarang tampil bersama.
Sehingga sejak pertama kali bergulir pada 1991 silam, hanya ada empat nomor yang telah dipertandingkan yakni tunggal putra, tunggal putri, ganda putra dan juga ganda putri.
Berbau Politik dan Jadi Turnamen Bulutangkis Tertua di Asia
Fakta menarik berikutnya adalah aroma politik dalam pembentukan turnamen ini, di mana Fajr Iran International Challenge dibentuk untuk memperingati Revolusi Islam, sekaligus perayaan sepuluh hari kembalinya Ruhollah Khomeini ke Iran.
Sebagai informasi, Ruhollah Khomeini adalah tokoh Revolusi Iran dan merupakan Pemimpin Agung Iran pertama. Dirinya pernah menjabat sebagai pemimpin Iran pada 3 Desember 1979 hingga 3 Juni 1989.
Turnamen ini juga salah satu turnamen bulutangkis tertua di Asia Barat, sebelumnya Fajr Iran International Challenge lebih dikenal sebagai Ten Days of Dawn yakni perayaan kembalinya Ruhollah Khomeini ke Iran.
Pemain Indonesia Pertama Yang Juara di Fajr Iran International Challenge
Bahkan ada sejumlah pebulutangkis Tanah Air yang pernah juara di Fajr Iran International Challenge, dengan nama pertama yang sukses naik podium juara ajang ini adalah Marcus Fernaldi Gideon yang menjadi juara di nomor ganda putra saat berpasangan dengan Agripina Prima Rahmanto.
Marcus Fernaldi Gideon/Agripina Prima Rahmanto menjadi juara pada tahun 2012 silam.