INDOSPORT.COM – Mengenal kisah Mainaky bersaudara, klan yang berisikan para dewa dan legenda bulutangkis asal Ternate, Indonesia, yang sukses mengguncang dunia tepok bulu.
Jika mendengar nama Mainaky, sebagian orang langsung berpikir bulutangkis. Ya, nama Mainaky sangat familiar di telinga pecinta ajang tepok bulu.
Bagaimana tidak, dari sekian banyak atlet bulutangkis di Indonesia, ada salah satu keluarga besar atau klan yang paling dibanggakan dan cukup disegani.
Yakni Mainaky, salah satu marga dari Ternate ini berisikan keluarga yang telah mengharumkan nama Indonesia lewat dunia bulutangkis.
Mulai dari Richard Leonard Mainaky, Rionny Frederik Lambertus Mainaky, Rexy Ronald Mainaky, Marleve Mario Mainaky, dan Karel Leopold Mainaky terkenal sebagai atlet bulutangkis di era 1990-an.
Setelah tenar sebagai atlet, Mainaky bersaudara pun tetap berkecimpung di dunia bulutangkis dengan menjabat sebagai pejabat federasi maupun pelatih.
Untuk lebih lengkapnya, berikut kisah klan Mainaky hingga dikenal sebagai para dewa bulutangkis kelas dunia:
Richard Mainaky
Karier bulutangkis keluarga Mainaky bermula dari Richard Mainaky yang lebih dulu berkecimpung di dunia tepok bulu.
Richard menjadi anak pertama yang dikirim Jantje Rudolf Mainaky selaku sang ayah untuk berlatih bulutangkis di Jakarta, dan bergabung dengan PB 56.
Selama berada di Jakarta Richard berada di bawah naungan pelatih Darius Pongoh, selaku ayah pebulutangkis Luis Pongoh, dan sukses menembus Pelatnas PBSI pada 1989.
Setelah menjadi pebulutangkis, Richard Mainaky akhirnya banting stir menjadi seorang pelatih terutama di nomor ganda campuran.
Selama menjadi pelatih, Richard Mainaky telah mengukir banyak kesuksesan bersama dengan anak-anak asuhnya, baik di panggung Super Series, Kejuaraan Dunia, hingga Olimpiade.
Gelar prestisius yang pernah ia ukir ialah berhasil mengantarkan anak didiknya meraih medali perak pertama lewat pasangan Tri Kusharjanto/Minarti Timur di Olimpiade Sydney 2000.
Lalu 16 tahun kemudian ia berhasil mengantarkan anak asuh lainnya yakni Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir meraih medali emas di Olimpiade Rio 2016.
Jika di China ada Li Yongbo, di Indonesia ada Richard Mainaky yang terkenal dengan julukan Raja Tega lantaran kerap memberikan hukuman kepada pemain yang tidak disiplin.
Richard Mainaky sendiri telah memutuskan untuk pensiun pada 2021 lalu.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom