INDOSPORT.COM – Carolina Marin ternyata tidak hanya sekali menunjukkan sikap arogan di atas lapangan menyusul viralnya video perlakuannya kepada An Se-young yang berbuntut panjang.
Baru-baru ini, nama pebulutangkis Carolina Marin tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan Badminton Lovers Indonesia.
Pasalnya, Marin dianggap tidak menunjukkan sikap sportivitas dalam olahraga, setelah dianggap mengintimidasi An Se-young.
Momen ini terjadi saat pebulutangkis asal Spanyol itu berhadapan dengan An Se-young di final Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2023.
An Se-young sukses mengalahkan sang senior lewat pertandingan yang berlangsung dalam dua gim, dengan skor 21-12 dan 21-10 di partai pamungkas.
Namun ada yang menarik dalam laga tersebut, yakni Carolina Marin dianggap melakukan tindakan kurang elok, yakni tidak menyalami lawannya dan hanya bersalaman dengan wasit.
Kemudian Marin langsung berkemas untuk meninggalkan lapangan, sebelum akhirnya ia dihampiri oleh An Se-young yang mencoba bersalaman dengannya.
Akan tetapi yang terjadi Marin malah nampak menunjukkan gestur memberikan peringatan bak sebuah intimidasi terhadap An Se-young.
Di sisi lain, situasi tersebut awalnya terjadi karena An Se-young terlebih dulu berselebrasi dengan pelatihnya, ketimbang duluan menyalami Carolina Marin dan wasit.
Sekadar infomasi, BWF telah memiliki aturan tertulis terkait kode etik yang harus dimiliki oleh pemain dalam suatu turnamen.
Khususnya dalam bagian 2.2.4. pada poin 3.2.3 mengatakan bahwa pemain harus mematuhi aturan terkait perilaku baik pemain sebelum, selama, dan setelah pertandingan berjalan.
Setelah pertandingan selesai, pemain wajib berjabat tangan dengan wasit yang memimpin pertandingan dan lawannya terlebih dahulu.
Baru setelah itu sang pemain boleh meninggalkan lapangan untuk merayakan kemenangan dengan pelatih dan penonton.
Meski tidak diketahui secara pasti siapa yang salah, An Se-young bukan korban pertama yang menjadi sasaran emosi atau sikap arogan Carolina Marin.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom