INDOSPORT.COM - Deretan rekor tercipta di final Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2023, termasuk rekor yang diciptakan ganda putri Indonesia, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti.
Ajang Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2023 akhirnya menginjak hari pamungkas pada Minggu (27/08/23). Pada hari terakhir ini, lima partai final dari lima nomor akan digelar di Royal Arena, Kopenhagen, Denmark.
Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti menjadi wakil Indonesia satu-satunya yang bertanding di final Kejuaraan Dunia Bulutangkis tahun ini.
Ini membuat Apriyani/Fadia mencetak sejarah dengan menjejak final Kejuaraan Dunia untuk pertama kalinya, pada debut mereka di turnamen tahunan tersebut.
BWF melalui akun resminya di Twitter telah merangkum sejumlah rekor yang berhasil diciptakan oleh para finalis Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2023, simak ulasannya berikut ini:
1. Tunggal Putra
Partai final tunggal putra akan mempertemukan antara wakil Thailand Kunlavut Vitidsarn melawan wakul tuan rumah, Anders Antonsen.
Nah, Kunlavut, menurut BWF, menjadi pebulutangkis tunggal putra termuda yang berhasil lolos final secara back-to-back di Kejuaraan Dunia Bulutangkis pada edisi 2022 dan 2023.
Pada edisi tahun ini, Kunlavut Vitidsarn berusia 22 tahun, 3 bulan dan 16 hari. Sedangkan tahun lalu Kunlavut hanya mampu meraih status runner-up usai dikalahkan Viktor Axelsen.
💡𝗧𝗥𝗜𝗩𝗜𝗔💡
— BWF (@bwfmedia) August 26, 2023
Kunlavut Vitidsarn 🇹🇭 is the youngest men's singles player to contest back-to-back #BWFWorldChampionships title matches.
He will be 2⃣2⃣ years, 3⃣ months and 1⃣6⃣ days old on finals day.#Copenhagen2023 pic.twitter.com/vfPRUY0v2S
2. Tunggal Putri
Perebutan medali emas tunggal putri akan melibatkan dua pemain top dunia yakni An Se-young dari Korea Selatan melawan Carolina Marin dari Spanyol.
An Se-young menjadi finalis tunggal putri Korea kedua sepanjang sejarah 46 tahun Kejuaraan Dunia Bulutangkis.
💡𝗧𝗥𝗜𝗩𝗜𝗔💡
— BWF (@bwfmedia) August 26, 2023
An Se Young 🇰🇷 is only the second women's singles finalist from Korea in #BWFWorldChampionships' 4⃣6⃣-year history.
The iconic Bang Soo Hyun finished runner-up to Susi Susanti 3⃣0⃣ years ago in England.#Copenhagen2023 pic.twitter.com/P9ZhnuBZQK
Pendahulunya yakni Bang Soo-hyun hanya mampu menjadi runner-up usai dikalahkan Sus Susanti 30 tahun silam di Inggris.
Lain halnya dengan Carolina Marin, pemain satu ini tidak pernah kalah di semifinal Kejuaraan Dunia. Faktanya, dari 3 final yang dicapai dalam 4 edisi terakhir, dia selalu meraih gelar juara pada 2014, 2015, dan 2018.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom