Soroti Drama CLBK Fadia/Ribka di Kejuaraan Dunia, Media China: Kita Perlu Belajar dari Indonesia
Media Sohu, kemudian menyebut bahwa China perlu belajar dari Indonesia melalui PBSI yang kembali memasangkan pasangan yang sudah dibongkar demi Kejuaraan Dunia Bulutangkis.
Terutama karena drama kembalinya ganda putri Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto di major event Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2022 tersebut.
Demikian dilansir dari Sohu, “Ramadhanti sangat menghargai kesempatan untuk berkompetisi meski tanpa Apriyani Rahayu. Ramadhanti tetap memilih untuk bermain dengan pasangan asalnya (Ribka) untuk menimba pengalaman.”
“Dari kasus inilah, China harus belajar. Para atlet pastinya akan bangga dapat berpartisipasi dalam turnamen langka seperti Kejuaraan Dunia Bulutangkis.”
“Bahkan jika Anda dapat berpartisipasi di turnamen sendiri saat ini, memilih kembali berpasangan dengan partner lama tetap cara terbaik untuk mendapatkan pengalaman.”
Kesimpulannya, media Sohu mengapresiasi upaya Indonesia yang mau memasangkan lagi Siti Fadia/Ribka Sugiarto demi memanfaatkan undangan.
Keputusan Indonesia itu berseberangan dengan China yang memilih untuk tidak mengirimkan wakil ganda putra alih-alih memasangkan lagi pemain yang sudah dibongkar.
Padahal selama ini China adalah negara pengoleksi medali emas terbanyak Kejuaraan Dunia Bulutangkis, di mana sektor ganda putra biasanya rajin untuk menyumbangkan medali.
Meskipun demikian, pelatih ganda putra China, Chen Qi Qiu atau yang biasa dikenal 'Coach Ferguso' untuk kalangan Badminton Lovers (BL), sebelumnya telah memaparkan alasannya.
“Ganda putra China memang akan melewatkan Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2022, namun ganda putra kami sedang meningkat,” ucap Chen Qi Qiu melansir Sohu.
“Secara keseluruhan, kinerja di paruh pertama 2022 ini sesuai ekspektasi. Kalah 14 laga, di mana 10 di antaranya adalah kalah dari Indonesia. Statistik ini menunjukkan bahwa ganda putra Indonesia memang memiliki keunggulan saat melawan kami,” sambungnya.