Cerita Melati Daeva: Flek Paru-paru, Bujukan Ayah, dan Harumkan Nama Indonesia
Meskipun kini namanya lebih dikenal sebagai pebulutangkis sektor ganda putri, Melati pada kenyataanya memulai kariernya di level kompetitif di nomor ganda putri.
Ririn Amalia sendiri menjadi rekan pertamanya saat bergabung dengan PB Djarum. Setelah menjuarai Djarum Sirkuit Nasional 2010, Melati/Ririn juga mengikuti Indonesia International Challenge 2010, Indonesia Grand Prix Gold 2010, Badminton Youth Asia Championship 2011.
Melati pun tercatat juga pernah bermain ganda putri bersaa Gloria Emanuelle Widjaja di Piala Walikota Surabaya pada Mei 2011 lalu. Saat itu Melati tidak berpasangan dengan Ririn, yang harus pergi ke Padang untuk menyelesaikan pendidikan SMA.
Debut prestasi internasional pun akhirnya mulai terlihat ketika bermain ganda campuran bersama Edi Subaktiar. Tak lama sejak dipasangkan, Edi/Melati langsun berhasil meraih perunggu Asia Junior Championships 2011.
Setahun berselang, barulah Melati untuk kali pertama dalam kariernya sebagai pebulutangksi sukses meraih gelar juara dan mengharumkan nama Indonesia di ajang Asia Junior Championships 2012.
Gemilang di nomor ganda campuran saat masih junior, keputusan mengejutkan diambil PBSI yang kembali memasukkan Melati di sektor ganda putri. Rosyita Eka, Melvira Oklamona, dan Uswatun Hasanah secara berurutan menjadi pasangan Melati, namun tak meraih prestasi mentereng.
Di tahun 2014, Melati akhirnya kembali menjajal ganda campuran bersama Edi Subaktiar dan sukses menembuf final New Zaeland Open.
Namun, tak lama berselang, Melati kembali berganti pasangan dan kali ini ia bermain bersama Ronald Alexander.
Bersama Ronald, Melati mulai rutin mengoleksi gelar juara. Beberapa di antaranya seperti Indonesia International Challenge 2014, Chinese Taipei Grand Prix 2015, dan Indonesia Masters 2016.
Hampir tiga tahun menjalin kebersamaan, Melati dan Ronald mulai panceklik kemenangan di 2017. PBSI pun mengambil keputusan untuk melakukan perombakan dan Melati dipasangkan dengan Alfian Eko Prasetya.
Pada mulanya, Melati dan Alfia cukup menjanjikan. Tak lama sejak dipasangkan, keduanya langsung sukses mempersembahkan gelar juara Vietnam Open 2017. Sayang, prestasi itu menjadi yang pertama dan terakhir dari pasangan tersebut.
Awal 2018, Melati pun mendapat pasangan baru, yakni Praveen Jordan. Praveen sendiri sebelumnya berpasangan dengan Debby Susanto, yang menjadi kampiun All England 2016.
Masa-masa awal dipasangkan, Melati dan Praveen kerap menuai kritik karena di sejumlah turnamen gagal menembus partai final. Namun, perlahan tapi pasti, keduanya mulai menunjukkan tajinya.
Dengan semangat pantang menyerah, Melati dan Praveen pada akhirnya berhasil mengibarkan bendera Indonesia di Denmark Open 2019, French Open 2019, SEA Games 2019 dan All England 2020.
Demikianlah perjalanan karier Melati Daeva dalam meraih mimpi mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional lewat olahraga bulutangkis.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom