INDOSPORT.COM – Rakyat Indonesia mana yang tidak mengenal nama Susy Susanti dan Alan Budikusuma? Dua nama yang sangat legendaris di ingatan masyarakat Indonesia karena prestasi luar biasa yang mereka torehkan pada 1992.
Lucia Fransisca Susy Susanti Haditono dan Alexander Alan Budikusuma Wiratama menikah dengan gelaran resepsi sangat mewah pada 9 Februari 1997 di Hotel Gran Melia, Kuningan, Jakarta.
Biaya pernikahan yang fantastis itu ditaksir mencapai Rp 1 miliar dan dicanangkan sebagai ‘Grand Athena Wedding’. Maklum saja, ada 4.000 lebih tamu dengan sederet tokoh nasional yang hadir pada hari bahagia tersebut.
Namun, jauh sebelum pernikahan mewah ini digelar, kedua sosok ini telah menjadi pasangan yang istimewa.
Susy dan Alan merupakan putra dan putri Indonesia pertama yang sukses meraih medali emas Olimpiade lewat cabang bulutangkis. Oleh karena itu, pasangan ini dijuluki dengan sebutan “Pasangan Emas Olimpiade”.
Olimpiade Athena 1992 menjadi saksi bisu kehebatan mereka berdua. Susy bermain di sektor tunggal putri, sedangkan Alan bermain di sektor tunggal putra.
Menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di Jakarta pada 1985, Susy yang merupakan perantauan asal Tasikmalaya pun mempunyai ambisi tinggi untuk menjadi juara dunia. Diantar oleh sang ayah, Rishad Haditono, Susy memulai kariernya di PB Jaya Raya.
Digembleng habis-habisan oleh legenda bulutangkis Indonesia, Rudy Hartono, Susy semakin termotivasi. Hingga akhirnya setahun kemudian (1986), Susy berhasil menembus pelatnas bulutangkis di Cipayung, Jakarta Timur.
Alan Budikusuma memulai karier profesionalnya sejak bergabung dengan PB Djarum pada 1983 ketika berusia 15 tahun. Berhasil memenangi Jakarta Open pada 1985, akhirnya Alan dipanggil untuk bergabung ke pelatnas.
Bertemu di pelatnas, keduanya sama-sama menjadi andalan Tanah Air. Saat itu, tunggal putra Indonesia sedang kebanjiran bintang. Namun, yang sering kali bertemu di babak final hanya dua orang, Alan Budikusuma dan Ardy Bernardus Wiranata.
Pada All England 1991, beda dengan Ardy yang keluar sebagai juara, langkah Alan terhenti pada babak semifinal usai kalah dari Wakil Cina, Zhao Jian Hua. Sempat dikucilkan media karena kekalahan itu, Alan pun pantang menyerah.
Olimpiade Athena 1992 akhirnya dijadikan Alan sebagai ajang pembuktian. Sedari awal, Alan tampil mendominasi permainan. Hingga pada babak final bertemu dengan Ardy B. Wiranata dan menempuh pertandingan sengit.
Alan akhirnya keluar sebagai pemenang dan peraih emas Olimpiade pertama dari Indonesia dengan selisih skor tipis, 15-12 dan 18-13 pada set kedua setelah imbang 13-13.
Berbeda dengan Alan yang berhadapan dengan rekan se-Tanah Air, Susy bertemu wakil Korea Selatan yang juga sudah dikenal sebagai musuh bebuyutannya di lapangan, Bang Soo Hyun, pada partai final.
Sempat kalah di set pertama, Susy mampu mengejar dan memenangi pertandingan. Dengan perolehan skor akhir 7-11, 11-9, dan 11-3, Susy berhasil menjadi perempuan dan atlet putri Indonesia pertama yang meraih medali emas Olimpiade.
Berkat prestasi tersebut, Alan dan Susy dianugerahi Tanda Kehormatan Republik Indonesia Bintang Jasa Utama 1992.
Sudah 24 tahun berjalan, rumah tangga Susy dan Alan jauh dari kabar buruk. Hingga kini, mereka sudah dikaruniai tiga anak, yakni Laurencia Averina Wiratama, Albertus Edward Wiratama, dan Sebastianus Frederick Wiratama.