INDOSPORT.COM - Ganda putra India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty melalui jalan panjang di dalam meningkatkan performa sebelum mereka disingkirkan oleh Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dari ajang Thailand Open 2021.
Thailand Open 2021 menjadi ajang pertama yang dimainkan Rangkireddy/Shetty, tepat setahun yang lalu. Kala itu mereka harus melewatkan All England 2021 dan terjebak dalam lockdown India di tempat yang terpisah.
Pada bulan Agustus 2020, Satwiksairaj Rankireddy juga harus menjalani masa karantina mandiri akibat terpapar virus corona. Alhasil dia membatalkan sesi latihan di pelatnas India bersama rekannya Shetty.
Sementara itu, Chirag Shetty selama berpisah dengan Rankireddy, mengungkapkan bahwa dia sempat menjalani latihan di bawah arahan mantan pebulutangkis Denmark, Mathias Boe. Boe membantu Shetty mengubah pola pikirnya soal permainan bulutangkis, terutama dalam hal serangan.
“Ketika saya terjebak di Mumbai dan Satwik berada di tempatnya, saya banyak mengambil kesempatan untuk berlatih dengan Mathias Boe (peraih medali Olimpiade dari Denmark),” ungkap Shetty kepada media Indian Express.
“Dia (Boe) mengubah perspektif saya tentang bagaimana saya mengantisipasi stroke. Saya memiliki kebiasaan untuk siap menghadapi setiap kemungkinan serangan stroke. Tapi dia menekankan bahwa saya harus siap untuk yang paling mungkin,” jelas Shetty.
Ilmu yang diberikan Mathias Boe itu rupanya sangat berguna tatkala Rankireddy/Shetty mencapai babak kedua Yonex Thailand Open dan menghadapi ganda putra nomor 2 dunia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
Media Indian Express kemudian menjelaskan bahwa di babak kedua, Rakireddy/Shetty memberikan perlawanan yang begitu ketat terhada pasangan berjuluk The Daddies, walau akhirnya harus menyerah dalam dua set 21-19, 21-17.
Di gim pertama, Rankireddy/Shetty mampu membuat jarak yang jauh dengan Hendra/Ahsan. Namun, Rankireddy/Shetty masih kurang tenang saat bermain sehingga skornya dengan mudah dikejar sebelum akhirnya kalah.
Gim kedua pun tak jauh berbeda. Tetapi The Dadies memang lebih bisa mengontrol jalannya pertandingan, sehingga lebih cepat mengakhiri laga dengan kemenangan.
Melihat kembali kekalahan tersebut, Shetty sendiri tak ragu untuk mengatakan bahwa Hendra/Ahsan merupakan pasangan ganda putra paling cerdas di dunia.
“Kami berniat menyerang. Mereka (Hendra/Ahsan) usianya sedikit lebih tua, tapi pastinya pasangan paling cerdas di dunia,” kata Shetty.
Selain adanya peran dari Mathias Boe, Shetty juga tidak melupakan jasa pelatih Indonesia, Dwi Kristiawan, yang menggantikan mantan pelatihnya dulu, Flandy Limpele.
“Ada banyak multi-sesi latihan individu di bawah asuhan Dwi (Kristiawan). Terutama latihan standing stroke, tapi dia dia membantunya dengan drive dan latihan cepat serta antisipasi,” jelas Shetty.
Bagaimanapun, setelah kekalahan dari Hendra/Ahsan, Rangkireddy/Shetty mulai menyadari bahwa bermain bulutangkis hanya hanya seni memainkan tepok bulu yang bisa dipelajari secara kilat.
Mereka harus mengalami pertandingan lebih banyak lagi untuk bisa melatih kemampuan antisipasi serangan lawan, sehingga kemampuan ini bisa dilakukan secara intuitif.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom