INDOSPORT.COM - Mantan partner Marcus Fernaldi Gideon di ganda putra, Agripinna Prima Rahmanto Putra merasa jadi korban dari kasus match fixing alias pengaturan skor yang dibongkar BWF (Federasi Bulutangkis Dunia).
Beberapa waktu lalu, BWF mengungkap kasus pengaturan skor yang dilakukan oleh delapan atlet bulutangkis Indonesia. Nama Agripinna Prima Rahmanto Putra ikut masuk dalam daftar tersebut.
Agri yang dijatuhi vonis BWF berupa hukuman enam tahun tidak boleh berkecimpung di bulutangkis dan denda 3.000 dolar AS (42,24 juta rupiah).
Meski demikian, mantan partner Marcus Fernaldi Gideon itu merasa jika dirinya menjadi korban. Pasalnya, dia tidak pernah melakukan pengaturan skor saat di turnamen Vietnam Terbuka 2017 seperti yang dituduhkan.
Agripinna Prima Rahmanto Putra juga menyangkal telah bertaruh dengan Hendra Tandjaya. Meski demikian, Agri mengakui jika dirinya pernah berjanji akan mentraktir Hendra makan di restoran cepat saji apabila Dionysius Hayom Rumbaka yang dijagokannya memenangi pertandingan melawan Hashiru Shimono asal Jepang yang saat itu tengah bertanding.
Namun, pilihan Agri tersebut oleh Hendra dimasukkan ke rekening perjudian online yang dimiliki Hendra yang kemudian menjerat Agri.
"Kesalahan saya adalah karena tidak melaporkan terjadinya perjudian tersebut ke BWF. Namun sebagai pemain, saya pun tidak mengetahui kalau tidak melapor itu adalah melanggar Etik BWF," ujar pria berusia 29 tahun tersebut dilansir dari laman resmi PBSI.
"Saya pun tidak tahu harus melapor ke siapa, yang saya tahu, pelanggaran Etik BWF itu hanya soal perjudian saja," sambungnya lagi.
Oleh sebab itu Agripinna Prima Rahmanto Putra meminta bantuan PBSI dan hendak mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) di Swiss.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom