INDOSPORT.COM - Bukan negara Indonesia, legenda tenis meja China, Deng Yaping mengaku khawatir dengan kebangkitan negara Jepang di cabang olahraga bulutangkis, kenapa?
Deng Yaping merupakan legenda tenis meja yang sukses meraih gelar Juara Dunia 18 kali. Tetapi ketika diundang ke salah satu acara talk show di TV China, ia berbicara soal bulutangkis.
Dilansir dari situs olahraga Sports Sina, negara yang saat ini sangat ditakuti oleh Deng Yaping kebangkitannya adalah Jepang ketimbang Indonesia.
Menurut Juara Dunia tenis meja 18 kali itu, para pemain bulutangkis Jepang saat ini sangat telaten dan ulet. Mereka tidak menyerah begitu saja dan selalu berusaha mengejar bola kemanapun bola itu jatuh.
Bagi Deng Yaping karakter bermain yang seperti itu telah menunjukkan bahwa Jepang sedikit jauh lebih maju dibandingkan dengan negara-negara pesaingnya seperti Indonesia dan termasuk negaranya sendiri yakni China.
Bahkan ia juga masih mengingat bagaimaan pertarungan antara Nozomi Okuhara dengan PV Sindhu. Masih teringat jelas dalam benaknya kalau pemainn Jepang itu begitu ulet dan sangat luar biasa ketika harus berlari mengejar bola.
Bahkan menurut legenda tenis meja China, tidak hanya pemain tunggal Jepang saja yang menunjukkan karakter serta visi dan misi bermain yang baik, tetapi dari sektor ganda pun sama.
Baik itu dari sisi ganda putri, ganda putra dan ganda campuran. Deng Yaping menyebut kalau ketahanan dan ketekunan yang ditunjukkan oleh para pemain ganda putri Jepang sudah membuat mereka mampu mendominasi sektor tersebut.
Demikian pula dengan ganda putra dan ganda campurannya, dimana bagi legenda tenis meja China, meskipun hanya satu pasangan, namun apa yang ditunjukkan oleh Yuta Watanabe dan Arisa Higashino sudah sangat membuktikan kelayakan mereka menjadi salah satu yang harus diperhitungkan.
Maka dari itu, Deng Yaping berujar Jepang kini berada di barisan terdepan dengan kekuatan yang mereka miliki untuk meraih lima medali emas di lima nomor pertandingan bulutangkis.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom