INDOSPORT.COM - Eks pebulutangkis China yang menjadi legenda hidup Prancis, Pi Hongyan membeberkan apa yang membuat bulutangkis Asia menjadi begitu kuat.
Sebagai salah satu produk bulutangkis yang berasal dari negara China, Pi Hongyan membeberkan apa yang membuat bulutangkis Asia menjadi lebih dominan dari Eropa.
Menurut peraih medali perunggu Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2009, salah satu yang membuat benua Asia begitu mendominasi di bulutangkis ketimbang Eropa adalah adanya pilihan untuk berkomitmen penuh di cabang olahraga itu.
Itu dikatakan Pi Hongyan berdasarkan dari pengalaman yang dimilikinya ketika dulu masih membela China, sebelum akhirnya memutuskan hijrah ke Eropa dan membela Prancis.
"Di Asia, ada opsi untuk berkomitmen penuh pada bulutangkis. Bisa dibilang, hiduplah bulutangkis dan pikirkan saja dibulu tangkis," katanya.
"Keuntungan dari ini adalah bulutangkis adalah olahraga yang membutuhkan latihan berulang kali untuk membangun keterampilan dan konsistensi pemain pada saat melakukan pukulan," ujar Pi Hongyan dikutip dari media Badminton Europe.
Bahkan Pi Hongyan mengakui pada saat pertama kali dirinya datang ke Prancis, banyak yang mengagumi bagaimana caranya memukul bola, dan itu dikatakannya sebagai hasil dari latihan berulang kali.
Eks pebulutangkis China mengatakan, inilah yang menjadi pembeda antara bulutangkis Asia dan Eropa. Jika di Asia, latihan merupakan hal yang wajib dilakukan setiap hari, namun di Eropa khususnya Prancis, pemain hanya datang dua atau tiga kali seminggu.
Lebih lanjut lagi Pi Hongyan menyebut bahwa saat ini ia sedang berusaha mengubah pola pikir para pemain muda Prancis agar lebih sering lagi datang latihan setiap minggunya.
"Di Prancis sekarang, kami berbicara kepada para pemain muda dan mengatakan bahwa jika mereka ingin unggul di puncak, mereka harus berlatih setidaknya empat hingga lima kali seminggu selama dua jam setiap sesi," lanjutnya.
Bahkan menurut Pi Hongyan apa yang disarankannya kepada pemain muda Prancis masih sangat jauh dengan apa yang dulu ia lakukan di masa kecil, dimana setidaknya eks pebulutangkis China berlatih 5 jam per hari.
"Ini berarti sekitar sepuluh jam per minggu, yang masih sangat jauh dari pengalaman masa kecil saya, yaitu lima jam per hari. Kadang-kadang bahkan enam sampai tujuh jam sebelum saya berhenti untuk belajar," jelasnya.
"Di akhir pekan tidak ada istirahat karena kami masih melanjutkan latihan. Jadi, selama satu tahun penuh, perbandingannya adalah pemain Eropa dengan usia yang sama mendapatkan sepertiga waktu latihan seperti di Asia," pungkasnya.
Pi Hongyan sendiri merupakan eks pebulutangkis China yang memutuskan hijrah ke Prancis dan menjadi legenda di sana. Ada banyak gelar yang telah dipersembahkannya untuk negara barunya tersebut.
Mulai dari gelar juara di turnamen Open hingga medali perunggu Kejuaraan Dunia Bulutangkis sudah berhasil dipersembahkan oleh Pi Hongyan untuk Prancis.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom