Pecundangi Jepang dan Indonesia, Media China: Tim Kami Alami Penurunan

Selasa, 6 Oktober 2020 20:05 WIB
Penulis: Shella Aisiyah Diva | Editor: Indra Citra Sena
© INASGOC
Meskipun berhasil mempecundangi Jepang dan Indonesia, media China tetap menganggap bahwa prestasi dari wakilnya di bulutangkis mengalami penurunan pada 2019. Copyright: © INASGOC
Meskipun berhasil mempecundangi Jepang dan Indonesia, media China tetap menganggap bahwa prestasi dari wakilnya di bulutangkis mengalami penurunan pada 2019.

INDOSPORT.COM - Meskipun berhasil mempecundangi Jepang dan Indonesia, media China tetap menganggap bahwa prestasi dari wakilnya di bulutangkis mengalami penurunan pada 2019.

Pada tahun lalu, tim bulutangkis China berhasil meraih 47 gelar di berbagai kompetisi bulutangkis dunia. Raihan gelar tersebut masih berada jauh dari dua pesaing terdekat mereka, yakni Jepang dan Indonesia, yang masing-masing menempati peringkat kedua dan ketiga.

Tim bulutangkis Jepang berhasil meraih 28 gelar, sedangkan tim bulutangkis Indonesia mengoleksi 25 gelar. Tentu saja dalam hal torehan gelar di 2019, tim China masih sangat unggul.

Kendati demikian, media China, Sports Sina menilai bahwa performa dari wakilnya di bulutangkis telah mengalami penurunan karena dari kelima sektor, hanya tiga sektor saja yang meraih hasil maksimal, sedangkan dua sektor lainnya tertatih-tatih.

Pada 2019, pasangan ganda campuran China masih sangat dominan dengan 15 gelar, ganda putra dengan delapan gelar dan tunggal putri dengan 12 gelar, sedangkan tunggal dan ganda putra masing-masing 6 gelar.

Selain itu, pada tahun lalu, tim China juga masih berhasil meraih gelar Juara Dunia dan mempertahankan trofi Piala Sudirman usai membantai Jepang dengan skor 3-1.

Media China mengakui bahwa salah satu yang membuat mengapa performa wakil Negeri Tirai Bambu mengalami penurunan pada tahun lalu, karena inkonsistennya dua sektor lain seperti tunggal dan ganda putra.

Di 2019, ganda putra China hanya berjaya di satu turnamen saja yakni Malaysia Open, sedangkan tunggal putra Negeri Tirai Bambu masih lebih baik, tapi tetap saja itu menjadi penyebab prestasi wakil mereka mengalami penurunan signifikan.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Beruntung, masih ada sektor-sektor lain yang berhasil mengcover kekurangan itu dengan meraih banyak gelar juara. Tidak ada yang tidak setuju kalau dominasi ganda campuran China pada 2019 masih sangat luar biasa meskipun sempat goyah.

Serta kebangkitan tunggal putri China lewat Chen Yufei yang paling tidak sukses merusak dominasi Tai Tzu Ying menjadi salah satu alasan meskipun dua sektor melempem, namun masih ada sektor lainnya yang mampu berprestasi dengan baik.

Walaupun mengalami penurunan kinerja pada 2019, media China tetap percaya kalau wakilnya akan kembali berjaya dalam waktu dekat dan semua hanya soal waktu saja.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom