Kisah Tan Bersaudara dari Malaysia yang Mendominasi Bulutangkis Asia Tenggara

Sebagai pebulutangkis, karier Tan Aik Mong memang tak sesukses sang kakak. Meski juga tak bisa dibilang sepenuhnya gagal.
Sebab selain bisa meraih juara di Singapore Open 1972 bersama sang kakak pada sektor ganda putra. Dirinya juga bisa menjadi lawan hebat pasangan andalan Indonesia Ade Chandra/Christian Hadinata di Jakarta Open tahun yang sama.
Saat itu bersama sang kakak, Tan Aik Mong bisa menyulitkan Ade Chandra/Christian Hadinata, kendati mereka harus tetap mengaku kalah dan hanya puas sebagai runner up.
Bersama sang kakak juga, Tan Aik Mong mengukir pretasi pertamanya di bulutangkis ajang internasional. Saat di tahun 1969, capaian runner up bisa ia persembahkan untuk Malaysia dari turnamen Denmark Open kala itu.
Sementara di sektor tunggal, prestasi membanggakan juga masih bisa di torehkan Tan Aik Mong. Seperti salah satu yang paling prestisius ketika dirinya bisa membuat publik bulutangkis di Jakarta terdiam. Kala dirinya sukses menjadi juara Kejuaraan Bulutangkis Asia 1972, usai melampaui wakil-wakil Indonesia dan mengalahkan wakil Jepang di final, Junji Homa.
Sembilan tahun bekecimpung di dunia bulutangkis samapi tahun 1975, Tan Aik Mong sendiri akhirnya mendahului sang kakak Tan Aik Huang, kembali ke pangkuan yang kuasa, pada 31 Mei 2020 lalu, dalam usia 70 tahun. Sementara Tan Aik Huang sendiri saat ini masih menjalani hidupnya dalam usia 74 tahun di Malaysia.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom